May Day, Bupati Dedi Ajak Buruh Diskusi Sambil Sarapan di Rumah Dinas

May Day, Bupati Dedi Ajak Buruh Diskusi Sambil Sarapan di Rumah Dinas

Tri Ispranoto - detikNews
Minggu, 01 Mei 2016 11:30 WIB
Suasana diskusi Bupati Dedi dengan buruh. Foto: Tri Ispranoto/detikcom
Purwakarta - Hari buruh atau may day diperingati setiap tanggal 1 Mei biasanya diwarnai dengan aksi demo. Namun hal itu terasa berbeda saat may day diperingati oleh para buruh di Kabupaten Purwakarta.

Para perwakilan buruh di Kabupaten Purwakarta secara khusus datang ke rumah dinas Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi. Bukannya untuk berdemo, mereka datang untuk berdiskusi santai sambil menyantap berbagai makanan yang telah tersedia.

Seperti hari-hari biasanya Bupati Dedi selalu mendatangkan para pedagang makanan seperti soto, serabi, hingga bakso ke halaman rumahnya. Para pedagang 'di-booking' secara khusus agar makanannya bisa diberikan secara gratis pada siapa pun seperti para PNS atau pun warga yang kebetulan berada di sekitaran rumah dinas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pagi ini, Minggu (1/5/2016), Bupati Dedi yang kedatangan perwakilan serikat buruh mengajaknya untuk berdiskusi. Alih-alih berdiskusi di tempat rapat atau di dalam rumah dinas, Bupati Dedi mengajak mereka berdiskusi di depan halaman rumah dinasnya sambil menggelar karpet dan sarapan makanan yang berasal dari para pedagang.

Diskusi yang berlangsung sejak pagi hingga menjelang siang itu pun terasa hangat karena diselingi oleh canda yang mengundang gelak tawa Bupati Dedi, para pejabat yang hadir, maupun para perwakilan serikat buruh.

Dalam diskusinya itu Dedi mengatakan, jika kesejahteraan buruh selama ini semakin membaik. Namun saat ini seharusnya kesejahteraan difokuskan pada para buruh non formal yang tidak memiliki keterikatan dengan sebuah perusahaan.

"Saya sendiri masih merasa sedih karena ada ketimpangan upah seperti buruh rumah tangga, atau buruh serabutan lainnya. Seharunya mereka juga harus terperhatikan oleh kita," tutur Dedi.
Bupati Dedi mengajak diskusi sambil sarapan bersama.

Meski dirasa sudah berkecukupan, namun Dedi memastikan Pemkab Purwakarta akan terus berusaha meningkatkan fasilitas publik untuk bisa menekan pengeluaran para buruh agar gaji yang selama ini di dapat bisa ditabung.

"Berapapun gaji buruh tidak akan apa-apa kalau ada inflasi. Subsidi bagi buruh harus sudah menjadi fokus, kita upayakan menekan pengeluaran buruh dengan terus tingkatkan pendidikan, tempat rekreasi yang kita akan terus tambah," katanya.

Sementara itu Ketua FSPMI Kabupaten Purwakarta, Fuad BM, dalam diskusinya tetap mengaspirasikan bahwa para buruh tetap menolak kebijakan PP 78 dan menuntut pembubaran pengadilan hubungan industrial (PHI).

Menurut dia PHI sebaiknya dihapuskan karena setiap kali para buruh bermasalah terutama soal PHK selalu kalah. "Kita selalu kalah. Tapi hasilnya selalu berbeda ketika kita kasasi ke MA," beber Fuad.

Berbeda dengan Fuad, Ketua SPSI Kabupaten Purwakarta, Agus Gunawan, justru menyoroti soal buruh garmen yang mulai terancam karena perusahaan memilih ke dearah lain terutama yang upah buruhnya masih rendah.

Problem yang kita hadapi, bukan hanya sebatas membicarakan upah saja. Tapi bagaimana melindungi buruh, di tengah gencarnya bedol garmen yang pindah ke wilayah yang upahnya kecil," ucapnya.

Usai berdiskusi para buruh pun menyempatkan diri untuk berfoto bersama dengan Bupati Dedi. Setelah semua selesai mereka pun membubarkan diri dengan tertib. (bag/bag)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads