Seperti pengalaman Tiya (29) yang setiap tahun selalu gagal berburu tiket kereta api. Namun warga yang tinggal di Kramat Lontar, Senen, Jakarta Pusat ini selalu mendapatkan jalan untuk pulang ke kampung halamannya di Yogyakarta dengan berbagai cara.
"Tahun 2012 saya nggak dapat tiket kereta. Padahal sudah begadang di depan laptop untuk pesan tiket, tapi website KAI nggak bisa diakses," kata perempuan asal Yogyakarta ini saat berbincang dengan detikcom, Sabtu (29/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya pakai identitas punya orang itu karena kalau ditukar dulu, takutnya keburu diambil orang lain," ujarnya.
Pada tahun berikutnya, Tiya kembali gagal mendapatkan tiket kereta api untuk mudik, meski sudah begadang memantau web PT KAI. Namun Tiya menyiasatinya dengan membeli tiket kereta tujuan Jakarta-Bandung terlebih dahulu. Kemudian dari Bandung, baru ia membeli tiket dengan tujuan Stasiun Tugu, Yogyakarta.
"Itu juga nggak langsung dapat. Harus sering-sering cek website KAI sampai dapat. Pokoknya cerita mudik saya selalu penuh perjuangan," tutur perempuan yang sudah 5 tahun di Jakarta ini.
Kemudian tahun 2014 ia menggunakan cara serupa dan kembali berhasil. Sementara pada mudik tahun 2015, Tiya meminta kepada teman-temannya untuk membantu memesankan tiket. Beruntung salah satu temannya berhasil sehingga ia tak perlu repot-repot mencari tiket kereta lagi.
Namun untuk tahun 2016 ini Tiya kembali tidak berhasil mendapatkan tiket mudik. Dia sedang memikirkan cara untuk tetap dapat pulang kampung dengan menggunakan kereta.
"Belum tahu ini nanti mau gimana. Mudah-mudahan ada jalan untuk silaturahmi dengan orang tua," katanya.
Cerita soal susahnya mengakses website KAI juga dirasakan oleh perantau lain, Doyeng (27). Karyawan swasta yang tinggal di Mampang, Jakarta Selatan ini pada musim mudik tahun 2015 lalu meluangkan waktu sejak penjualan tiket dibuka, yakni pukul 24.00 WIB. Ia membuka website KAI dan situs jual beli tiket kereta api menggunakan laptop, serta membuka aplikasi KAI Akses.
"Websitenya down nggak bisa diakses. Aplikasinya juga sama saja. Saya akhirnya pergi ke Indomaret untuk memesan tiket di sana. Karena katanya kuota tiket di sana lebih banyak," kata pria yang akrab disapa Doy ini.
Namun setelah menunggu selama 1 jam, ia tak kunjung berhasil mendapatkan tiket. Doy akhirnya memutuskan kembali ke kos dan mengakses website KAI melalui laptop lagi.
"Akhirnya setelah bolak-balik dan sabar menunggu, pukul 03.00 WIB pagi saya berhasil dapat 2 tiket ke Semarang meskipun beda kereta," katanya.
Perjuangan untuk membeli tiket kereta balik juga sama sulitnya. Namun Doy hanya membutuhkan waktu 1 jam, dan tiket kereta sudah di tangan. Sementara untuk tahun ini, laki-laki asal Blora, Jawa tengah tersebut belum memikirkan apakah akan pulang kampung atau tidak.
Sebagai pelanggan kereta api, Doy berharap KAI dapat memperbaiki koneksi jaringannya agar tidak down saat banyak masyarakat yang mengaksesnya bersamaan. Mengingat saat ini kereta masih menjadi transportasi favorit saat mudik.
Anda punya pengalaman berburu tiket kereta api untuk mudik lebaran juga? Silakan kirimkan cerita anda ke redaksi@detik.com disertai nama lengkap dan nomor yang bisa dihubungi. (kff/miq)











































