Hal ini mengacu pada pengalaman PDIP dalam memenangkan sejumlah pemilihan kepada daerah. Salah satunya adalah memenangkan Joko Widodo (Jokowi) di Jakarta dan Ganjar Pranowo di Jawa Tengah.
Jokowi dan Ganjar yang sebelum pilkada digelar disebut memiliki tingkat keterpilihan (elektabilitas) kecil ternyata bisa menang. Belajar dari pengalaman itulah PDI Perjuangan optimistis calon yang diajukan di Pilkada DKI bisa mengimbangi kandidat petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Nantinya dua pintu seleksi itu (DPD dan DPD) akan dipadukan untuk mendapatkan calon yang akan diajukan (di Pilgub DKI)," kata Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto saat berkunjung ke kantor detikcom di Jl Warung Buncit, Jakarta Selatan, Jumat (29/4/2016).
Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah yang ikut hadir menambahkan bahwa dalam mengusung calon di Pilkada DKI, PDIP tak hanya mengandalkan elektabilitas kandidat. "Bahwa survei bukan satu-satunya parameter mengajukan calon. Bagi kami ketika ada partai politik yang mengandalkan survei elektabilitas dia akan terjebak pada pragmatisme,"Β kata dia.
PDIP, kata Basarah, memiliki dua kali pengalaman mengajukan calon dengan elektabilitas rendah tapi bisa memenangkan pilkada. Dua pengalaman itu adalah kemenangan Jokowi di Pilkada Jakarta dan Ganjar Pranowo di Jawa Tengah.
"Siapa yang kenal Pak Jokowi saat maju Pilgub DKI, siapa juga yang kenal Ahok. Ganjar yang sering muncul di TV ternyata tak begitu populer di Jawa Tengah. Namun ternyata mereka bisa menang," kata Basarah.
Lalu siapakah yang akan diusung PDIP untuk melawan Ahok di Pilgub DKI? (erd/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini