Begini Perjuangan 5 Pemuda Miskin Dapat Beasiswa Sekolah Pilot

Begini Perjuangan 5 Pemuda Miskin Dapat Beasiswa Sekolah Pilot

Ardian Fanani - detikNews
Jumat, 29 Apr 2016 12:08 WIB
Foto: Ardian Fanani/detikcom
Banyuwangi - Lima pemuda asal Surabaya, Muhammad Iqbal Mutaqqin (19), Adiyatma Kusuma Wijaya (23), Muhammad Salman Alfarizi (23), Muhammad Saifudin (24), dan Rizal Awaludin Adiansah (19), sukses menaklukkan tantangan. Ia lolos tes dan mendapatkan beasiswa sekolah pilot di Banyuwangi.

Ke-5 pemuda itu berasal dari keluarga tidak mampu. Sebagai contoh, ayah Muhammad Iqbal Mutaqqin berprofesi sales keliling dan ibunya hanya kasir warung. Sedangkan ortu Adiyatma Kusuma Wijaya adalah tukang masak restoran. Selanjut, ortu Muhammad Salman Alfarizi dan Muhammad Saifudin hanya kuli batu.

"Kami sempat minder. Sebab yang sekolah di sini anaknya orang kaya-kaya. Sedangkan kami hanya anak orang miskin," ujar Muhammad Saifudin kepada detikcom, Jumat (29/4/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Banyak tahapan yang harus dilalui untuk bisa sekolah gratis menjadi pilot yang keseluruhannya dibiayai oleh Pemkot Surabaya. Untuk masuk menjadi taruna di LP3 Banyuwangi, 5 pemuda ini harus menjalani 10 tes yang sangat ketat. Tes pertama dilakukan di Surabaya, meliputi tes akademik, tes administrasi dan masih banyak lagi. Selanjutnya, tes kedua dilakukan di Banyuwangi, yakni tes kesehatan dan bakat terbang.

Dari 10 orang yang diajukan, 2 orang gugur dites pertama. Selanjutnya, 3 orang tidak lolos di tahap selanjutnya. Dari keseluruhan tes tersebut, 5 taruna yang lolos mendapat beasiswa ini mengaku tes bakat terbang dan kesehatan adalah yang paling sulit.

Sekolah Pilot di Banyuwangi (Foto: Aditya MD/detikcom)

"Teman saya terkena penyakit asam urat. Akhirnya tidak lolos. Sementara lainnya tidak memiliki bakat terbang dalam uji tes yang dilakukan di Banyuwangi. Makanya saya bersyukur bisa lolos dan menjadi taruna disini. Gak nyangka," ujar Muhammad Iqbal Muttaqin.

Hal yang sama diungkapkan oleh Adiyatma Kusuma Wijaya. Pemuda asal jalan Saritama Tower15, Kecamatan Karang Poh, Surabaya ini, mengaku terkejut, kaget dan tidak percaya bisa lolos dalam rangkaian tes tersebut.

"Kaget, terkejut, bingung, gembira dan bangga bisa lolos menjadi taruna. Karena beberapa rekan kami tidak bisa lolos dengan 10 tes yang dijalani. Alhamdulillah semuanya bisa kita lalui," tambahnya.

Meski lolos, kata Adiyatma, saat masuk menjadi taruna di LP3 Banyuwangi, dirinya bersama 4 rekannya asal Surabaya ini harus bisa beradaptasi dengan "ritme" pendidikan yang penuh kedisiplinan. Sebab, saat SMA dan SMK tak ditemukan kedisiplinan yang diterapkan di sekolah pilot ini.

"Sempat kaget saja. Karena disini penuh kedisiplinan. Kami senang di sini dan kesenangan itu menumbuhkan kedisiplinan," pungkasnya.

5 Pemuda ini telah 6 bulan di Sekolah Pilot Banyuwangi. Jika lancar, maka mereka akan lulus setahun lagi.

(fat/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads