Satu Tahun Eksekusi Mati Bali Nine dan Misteri Pelacur dari Thailand

Satu Tahun Eksekusi Mati Bali Nine dan Misteri Pelacur dari Thailand

Andi Saputra - detikNews
Jumat, 29 Apr 2016 07:57 WIB
Cherry Likit Bannakorn (dok.interpol)
Jakarta - Dua pemimpin gangster Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran telah dieksekusi mati tepat satu tahun lalu. Tetapi ada yang masih menjadi misteri dan belum terungkap hingga saat ini yaitu Cherry Likit Bannakorn. Di manakah pelacur asal Thailand itu kini berada?

Andrew dan Myuran merencanakan akan membawa heroin dari Indonesia ke Australia pada April 2005. Jumlahnya tidak tanggung-tanggung yaitu 8,2 kg. Dalam aksinya, keduanya merekrut tujuh orang yaitu:

1. Si Yi Chen
2. Michael Czugaj
3. Renae Lawrence
4. Tach Duc Thanh Nguyen
5. Matthew Norman
6. Scott Rush
7. Martin Stephens

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Operasi ini cukup rapi yaitu kesembilan orang itu berangkat dari Australia ke Bali secara bergelombang untuk mengelabui petugas yaitu dari tanggal 3 hingga 8 April 2005. Di kawasan Kuta, mereka menginap di empat hotel secara terpisah yaitu di Hard Rock Hotel, White Rose Hotel, Hotel Kuta Lagoon dan Hotel Aneka Kuta. Tujuannya sama yaitu untuk mengecoh aparat jika mereka bukanlah satu kelompok gangster.

Sesampainya di Bali, mereka bertindak seolah-olah sebagai turis biasa. Namun siapa sangka, mereka diam-diam menyusun rencananya. Andrew menemui Cherry di Hotel Kuta Sea View pada 15 April 2005. Disebut-sebut Cherry merupakan pelacur Thailand yang menjadi penghubung jaringan narkoba internasional. Di sebuah kamar hotel, Cherry memberikan koper yang berisi heroin. Dari manakah heroin itu? Hanya Cherry yang tahu.

Setelah koper pindah tangan, Bali Nine lalu menyusun rencana pulang ke Australia. Paket-paket heroin itu dililitkan ke tubuh mereka dengan plester bening. Andrew dan Myuran lah yang melilitkan paket itu kepada tujuh anggotanya itu. Mereka lalu ke bandara dengan bergelombang seakan-akan tidak saling kenal satu sama lain.

Tapi aparat yang mencium pergerakan mereka menguntit Andrew dan menangkapnya di Gate 7 Bandara I Gusti Ngurah Rai. Dari penangkapan ini, aparat membongkar jaringan tersebut hingga membuat geger dunia internasional. Kesembilannya diseret ke pengadilan untuk mempertanggungjawabkan apa yang dilakukannya dan diberi hukuman dari 20 tahun penjara hingga hukuman mati.

Hukuman mati itu dijatuhkan kepada Andrew dan Myuran, baik di tingkat pertama, banding, kasasi atau peninjauan kembali (PK). Setelah satu dasawarsa berlalu, Jaksa Agung HM Prasetyo mengeksekusi keduanya tepat satu tahun lalu.
Aksi mengecam Australia yang menolak eksekusi mati Andrew-Myuran (dok.detikcom)
Namun, kasus ini masih menyimpan misteri yang sangat gelap yaitu keberadaan Cherry. Berdasarkan data interpol yang dikutip dari website interpol.com Jumat (29/4/2016), Cherry merupakan perempuan berkewarganegaraan Thailand yang lahir pada 12 Juni 1983. Statusnya adalah buronan dengan kategori kejahatan jual beli obat-obatan terlarang.

Hingga hari ini, Cherry belum terendus keberadannya. Padahal perannya sangat besar dalam kasus Bali Nine itu. Jika ia tertangkap, maka akan ketahuan jaringan narkoba Thailand-Indonesia-Australia dan ia pula yang mengetahui asal-usul heroin tersebut.

Usai Andrew Chan ditangkap, jejak Cherry langsung tidak terlacak. Andrew yang bertemu Cherry juga mengaku tidak mengetahui banyak siapa Cherry. Data tentang Cherry sangat minim. Seluruh polisi dunia telah mencarinya tetapi ia hilang bak ditelan bumi.

Di manakah Cherry kini berada? (asp/bpn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads