Suara Pedestrian Masih Mendamba Trotoar Nyaman, Steril dari Pemotor

Suara Pedestrian Masih Mendamba Trotoar Nyaman, Steril dari Pemotor

Bisma Alief - detikNews
Jumat, 29 Apr 2016 07:03 WIB
Pemotor yang mengambil alih trotoar di Jakarta. Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Kemacetan lalu lintas selalu jadi dalih pemotor untuk naik ke trotoar. Padahal trotoar itu seharusnya menjadi hak bagi pejalan kaki.

Pekan lalu publik diramaikan oleh berita seorang bocah berani bernama Daffa Farros Oktoviarto (9). Dia berani mengadang motor yang mengambil hak pejalan kaki di trotoar Semarang, Jawa Tengah. Setelah banyak apresiasi untuk Daffa diberikan, tetapi masih belum ada kebijakan signifikan untuk mensterilkan trotoar dari pemotor.
Daffa saat menunjukkan trotoar tempatnya beraksi mengadang motor di Semarang.

"Daffa mengingatkan kita bahwa yang keliru harus diluruskan. Walaupun cuma di Semarang tapi bisa membuka mata kita semua bahwa tertib lalu lintas adalah kebutuhan kita." ujar Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus saat dihubungi, Kamis malam (28/4/2016).

Menurut Alfred, kondisi trotoar di sebagian besar wilayah Jakarta amat memprihatinkan. Lahan trotoar yang sudah sempit juga masih harus dibagi untuk pembangunan jembatan penyeberangan. Meski sebetulnya jembatan itu pun untuk kepentingan para pedestrian.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada 7.000 kilometer trotoar di Jakarta tapi enggak foto yang ideal untuk pejalan kaki dan tidak ada yang ideal juga untuk disabilitas. Setiap 6 hari ada pejalan kaki yang meninggal. Solusinya dengan membuat fasilitas untuk pejalan kaki lebih maksimal, katanya kan akan ada 48 trotoar yang akan dibangun. Nah, itu harus diawasi supaya bisa ideal dengan penjalan kaki. Ini perlu dimonitor dan dikontrol agar 48 titik bisa ideal dengan foto dan update ke Bina Marga dan Gubernur," tutur Alfred.

Rupanya, menurut pemantauan Koalisi Pejalan Kaki, tak hanya trotoar yang 'dijajah' oleh pemotor. Zebra cross yang seharusnya jadi area untuk menyeberang pun kerap dipenuhi pemotor yang menanti lampu lalu lintas jadi hijau.

"Zebra cross ini jarang dilirik makanya kami sering kalo sedang ke daerah-daerah atau ke jalan-jalan di Jakarta ikut membantu menormalisasi zebra cross dengan membantu mengecat. Hal tersebut untuk mengingatkan pemerintah agar mau ngecek beberapa titik zebra cross. Jakarta kan ingin menjadi smart city, makanya kita coba membangun kota lebih smart. Pembiaran yang dilakukan oleh aparat dan pemerintah sebenarnya membuat masyarakat membantu mengingatkan penegak penegak hukum," ungkap Alfred. (bag/aws)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads