Pekan lalu publik diramaikan oleh berita seorang bocah berani bernama Daffa Farros Oktoviarto (9). Dia berani mengadang motor yang mengambil hak pejalan kaki di trotoar Semarang, Jawa Tengah. Setelah banyak apresiasi untuk Daffa diberikan, tetapi masih belum ada kebijakan signifikan untuk mensterilkan trotoar dari pemotor.
![]() |
"Daffa mengingatkan kita bahwa yang keliru harus diluruskan. Walaupun cuma di Semarang tapi bisa membuka mata kita semua bahwa tertib lalu lintas adalah kebutuhan kita." ujar Ketua Koalisi Pejalan Kaki, Alfred Sitorus saat dihubungi, Kamis malam (28/4/2016).
Menurut Alfred, kondisi trotoar di sebagian besar wilayah Jakarta amat memprihatinkan. Lahan trotoar yang sudah sempit juga masih harus dibagi untuk pembangunan jembatan penyeberangan. Meski sebetulnya jembatan itu pun untuk kepentingan para pedestrian.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rupanya, menurut pemantauan Koalisi Pejalan Kaki, tak hanya trotoar yang 'dijajah' oleh pemotor. Zebra cross yang seharusnya jadi area untuk menyeberang pun kerap dipenuhi pemotor yang menanti lampu lalu lintas jadi hijau.
"Zebra cross ini jarang dilirik makanya kami sering kalo sedang ke daerah-daerah atau ke jalan-jalan di Jakarta ikut membantu menormalisasi zebra cross dengan membantu mengecat. Hal tersebut untuk mengingatkan pemerintah agar mau ngecek beberapa titik zebra cross. Jakarta kan ingin menjadi smart city, makanya kita coba membangun kota lebih smart. Pembiaran yang dilakukan oleh aparat dan pemerintah sebenarnya membuat masyarakat membantu mengingatkan penegak penegak hukum," ungkap Alfred. (bag/aws)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini