"Mayatnya tanpa kepala, kaki, dan tangan. Jadi hanya ada bagian perut sampai lutut saja. Jenis kelaminnya laki-laki," ujar Kapolres Kepulauan Seribu AKBP John Weynart kepada detikcom, Kamis (27/4/2016).
Mayat tersebut ditemukan oleh Nurjen, penjaga Pulau Karung Beras Kecil pada Rabu (26/4) pagi. Saat itu, Nurjen berkeliling pulau seusai salat subuh untuk membersihkan sampah-sampah di pinggir pantai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nurjen kemudian menginformasikan temuan mayat tersebut ke aparat polisi yang kemudian ditindaklanjuti dengan mendatangi lokasi dan olah TKP.
Tidak ada tanda khusus pada mayat. Yang ada, korban hanya mengenakan celana boxing warna biru.
Kasus penemuan mayat yang bagian tubuhnya tidak utuh itu sering terjadi di wilayah Kepulauan Seribu. John mengatakan, meski saat ditemukan kondisi mayat tidak utuh tetapi bukan berarti korban mutilasi.
"Tanpa kepala dan kaki atau tangan, memang sudah sering kita temukan, tapi belum tentu karena dimutilasi. Ada beberapa pendapat yang mengatakan, karena ini lokasinya dekat pantai bisa jadi mayat tenggelam kemudian lama mengapung di laut dan terlepas bagian tubuhnya sehingga tidak utuh lagi," jelasnya.
John mengacu pada keterangan DVI Polri, yang mana mayat di sekitar pinggir pantai bisa jadi terpisah anggota tubuhnya karena adanya proses pembusukan. "Kemudian karena lama di air, mengakibatkan pangkal persendian kecilnya terlepas," lanjutnya.
Ada juga pihak yang berpendapat jasad yang terpotong karena lebih dahulu dimakan ikan besar. Sejauh ini tidak ada fakta ilmiah bahwa manusia meninggal di air persendiannya menjadi rapuh.
"Sementara ada pendapat nelayan mengatakan mayat tidak utuh karena dimakan cumi-cumi, sebab cumi-cumi adalah pemakan ikan," tuturnya. (mei/dra)











































