"Agar kita tidak neko-neko. Jadi kalau neko-neko akan berhadapan dengan Pak Ruki di mahkamah partai," ujar Sekjen F-PPP Arsul Sani saat berbincang, Rabu (27/4/2016).
Selain dianggap memiliki prestasi dan kredibilitas yang bagus, Ruki dinilai bisa membimbing PPP. Apalagi dengan pengalamannya di bidang penegakan hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jika Mahkamah Partai dipilih dari seorang loyalis sang ketum, Romahurmuziy, dikhawatirkan penyelesaian masalah tidak akan obyektif. Untuk itu lah, kata Arsul yang kini menjabat sebagai Sekjen PPP, kepengurusan juga banyak diisi dari pihak-pihak profesional.
"Kalau cuma pengagum Pak Romi, kalau ada masalah di DPP jadi membenarkan terus. Kita juga nggak mau gitu. Sebagian dari pengurus teman-teman muktamar Bandung dan sebagian lagi kaum profesional," Arsul menuturkan.
PPP dalam kepengurusan barunya juga memilih mantan Dirut AP I Tommy Soetomo sebagai bendahara umum. Untuk divisi humas, PPP menyertakan profesional dari bidang media.
"Karena partai ini kan mau jalan, berbasis Islam bersifat terbuka dan supaya banyak juga wartawan bidang medianya, ada juga Ahmad Khusaini mantan direktur LKBN Antara akan memimpin lembaga ini juga. Supaya tidak hanya orang partai saja," terang Arsul.
"Karena partai ini butuh sentuhan manajemen sehingga walaupun partai bukan perusahaan tetap butuh tata kelola yang baik ya harus mengundang orang sudah ada di dunia itu sebelumnya. Supaya pendekatan agak beda, itu tekadnya Pak Romi," imbuh anggota Komisi III DPR itu.
Menkum HAM Yasonna Laoly siang ini rencananya akan memberikan SK kepengurusan PPP hasil muktamar islah. Rencananya PPP akan menggelar taaruf sebagai ajang perkenalan pengurus PPP yang baru. Presiden RI ke-3 BJ Habibie dijadwalkan hadir.
"Besok mau taaruf di Wisma DPR Kalibata jam 12.00 WIB. Pak Habibie rencana datang, isi syiah kebangsaan. Saya sudah ketemu beliau kemarin 4 jam. Beliau bilang kalau sehat pasti datang," tutup Arsul. (ear/tor)











































