Ahok, Golf, dan Beda Prinsip dengan Bawahan

Ahok, Golf, dan Beda Prinsip dengan Bawahan

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Rabu, 27 Apr 2016 10:10 WIB
Ahok, Golf, dan Beda Prinsip dengan Bawahan
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) merespons pengunduran diri Rustam Effendi sebagai Wali Kota Jakarta Utara. Ia angkat bicara mulai dari beredar fotonya bermain golf hingga perbedaan prinsip dengan anak buahnya saat mewujudkan program-program pembenahan Ibu Kota.

Pejabat main golf menjadi sorotan setelah mencuatnya 'perseteruan' Ahok dengan Rustam Effendi. Ahok menyebut olahraga golf dilakukan oleh pejabat dan gubernur-gubernur sebelum eranya, termasuk Rustam Effendi, Sutiyoso dan Fauzi Bowo.

Ahok sebenarnya tidak keberatan anak buahnya main golf asalkan pekerjaan telah selesai. Namun seiring dengan sorotan tentang geng golf di lingkaran pejabat Pemprov DKI Jakarta, beredar foto Ahok sedang mengayunkan stik golf.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ahok menceritakan saat itu dirinya sedang turnamen golf Piala Gubernur 2015 dalam rangka bulan dana PMI di Pantai Indah Kapuk pada Sabtu, 14 November 2015. Secara pribadi, Ahok telah mengutarakan tidak punya waktu untuk melakukan olahraga elite itu.

Tentang keputusan Rustam mundur, Ahok tak bisa berbuat banyak. Ia sama sekali tidak berniat menghentikan karier Rustam. Ahok lalu mengungkapkan mundurnya Rustam bukan hanya dipicu oleh candaannya yang menyebut Rustam telah berkongsi dengan bakal calon gubernur DKI Jakarta Yusril Ihza Mahendra gara-gara banjir di kawasan Jakarta Utara. Ahok lalu membongkar ada perbedaan prinsip dengan Rustam saat membenahi Jakarta.


Berikut 3 kisahnya:

1. Ahok dan Golf

Foto: Ahmad Toriq
Beredar foto Ahok sedang mengayunkan stik golf. Terlihat, Ahok mengenakan celana warna krem sedang mengayunkan tongkat golf.

Ahok mengkonfirmasi bahwa pria di foto itu adalah dirinya. Namun dia tidak sedang benar-benar meniatkan diri bermain golf, melainkan ada maksud lain, yakni meresmikan acara amal. Ahok saat itu tengah membuka turnamen golf Piala Gubernur 2015 dalam rangka bulan dana PMI di Pantai Indah Kapuk pada Sabtu, 14 November 2015. "Saya meresmikan main golf. Resmiin," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (26/4/2016).

Meski begitu, Ahok sendiri mengaku tak kerap bermain golf. Ini karena kesibukan sebagai Gubernur DKI sudah menghabiskan waktunya.

"Nggak, waktunya nggak ada juga (buat main golf) hehe," jawabnya terkekeh.

Ahok tidak mempermasalahkan soal biaya yang harus dikeluarkan untuk pejabat bermain golf. Ia lebih menyoroti tentang bagaimana perkumpulan golf ini dapat membuat pegawai di Pemprov DKI dekat dengan pimpinan sehingga mudah naik pangkat. Dengan begitu, bawahan akan lebih dikenal oleh pimpinan sehingga potensi kenaikan pangkat mudah diraih.

Perkumpulan golf dinilainya sebagai arena untuk 'melobi' secara halus. "Nggak juga, ini bukan soal main golf mahalnya. Mereka main golf itu dulu ada perkumpulannyalah. Kalau main golf kan kayak lobi, lebih dekat. Ngobrol, akhirnya lebih kenal," jelas Ahok.

2. Candaan dan Beda Prinsip

Foto: Danu Damarjati/detikcom
Ahok mengatakan mundurnya Rustam Effendi sebagai Wali Kota Jakarta Utara bukan karena candaan belaka. Lebih dari itu, ada rentetan panjang perbedaan prinsip antara Ahok dan Rustam.

"Saya kira ini panjang, bukan cuma candaan kemarin," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Selasa (26/4/2016).Β Β  Β 

Ahok menjelaskan ada semacam beda pandangan terkait penertiban di kawasan Jakarta Utara. Ternyata penertiban Kalijodo kemarin bukanlah tanpa polemik di antara keduanya, meski akhirnya Kalijodo digempur juga.

"Sejak dari (penertiban) KBN (Kawasan Berikat Nusantara), Kalijodo. Memang sudah ada perbedaan prinsip," kata Ahok.

Di Kalijodo, menurut Ahok, Rustam meminta agar sebuah bengkel di kawasan itu tidak ikut dibongkar. Bila keinginan Rustam dipenuhi, kata dia, maka akan menjadi aneh ada satu bangunan bengkel berdiri sementara bangunan lainnya sudah rata dengan tanah. Ahok menyebut itu sebagai bengkel engsel. "Saya bilang ini bisa bahaya secara politik, itu bisa dihubung-hubungkan apalagi yang punya etnis Tionghoa," kata Ahok.


3. Bawahan Mundur dan Apresiasi

Foto: Rengga Sancaya
Ahok menyatakan tak pernah punya maksud untuk memberhentikan Rustam dari jabatannya.

"Saya juga tidak bermaksud menghentikan beliau. Jadi kalo beliau bilang mau berhenti ya saya enggak bisa maksa juga," kata Ahok di RPTRA Mawar, Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (26/4/2016).

Ahok juga tak bisa berbuat banyak dengan pilihan Rustam untuk mundur. Ahok sudah bertemu Rustam yang hanya memberitahu mengenai pengunduran diri itu saja, tak ada alasan yang disertakan Rustam. "Ya dia bilang cuma mau berhenti saja," kata Ahok.

Ahok tetap mengapresiasi kerja-kerja yang telah dilakukan Rustam selama menjabat. "Kinerjanya oke, bagus, enggak jelek-jelek amat," kata Ahok.

Ahok memutuskan menunjuk Wakil Walkot Jakut Wahyu Haryadi sebagai pengganti sementara posisi Rustam. Sementara Rustam merasa plong telah mengakhiri kekisruhan yang terjadi selama ini.
Halaman 2 dari 4
(aan/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads