"Saya bahagia sekali bisa menjuarai kompetisi melukis anak-anak internasional ini," kata Salya Richita Susanto di kantor PBB di Nairobi sebagaimana dalam rilis yang diterima detikcom, Senin (26/4/2016).
Kompetisi melukis ini digelar sejak tahun 1991 oleh Badan PBB untuk program lingkungan hidup (UNEP). Ada sekitar 3 juta anak-anak dari berbagai belahan dunia pernah berpartisipasi sebagai peserta dengan mengirimkan lukisan hasil karyanya ke UNEP.
Didampingi oleh ibunya, Salya menerima hadiah dan sertifikat penghargaan dari Deputi Direktur Eksekutif UNEP, Ibrahim Thiaw. Peserta kompetisi melukis ini diikuti sekitar 63 ribu anak-anak dari 66 negara.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salya bersama ibunda (Foto: Dok. KBRI Nairobi) |
Di tempat yang sama, Duta Besar RI untuk Nairobi, Soehardjono Sastromihardjo mengatakan rasa bangganya kepada Salya. "Kita bangga, anak Indonesia mampu meraih penghargaan dalam kompetisi internasional ini," kata Dubes Soehardjono.
"Penghargaan kepada ananda Salya diharapkan dapat mendorong kesadaran bersama terutama generasi muda untuk memanfaatkan energi terbarukan dan menggunakan energi secara efisien", imbuhnya.
Kesadaran tentang pelestarian lingkungan hidup terutama terkait penggunaan energi terbarukan sejak dini perlu ditingkatkan sejak usia muda. Energi di dunia dewasa ini sebagian besar bersumber pada bahan fosil seperti minyak bumi dan batubara. Energi jenis ini suatu saat akan habis dan tidak ramah lingkungan. Diperkirakan energi berbasis fosil berkontribusi pada 30 persen gas rumah kaca dan pemanasan global.
"Oleh karena itu, kampanye pemanfaatan energi terbarukan seperti berbasis tenaga surya, angin dan biomassa perlu terus dikembangkan", tutur Soehardjono.
Salya di Nairobi (Foto: Dok. KBRI Nairobi) |












































Salya bersama ibunda (Foto: Dok. KBRI Nairobi)
Salya di Nairobi (Foto: Dok. KBRI Nairobi)