Soal isu boneka jelmaan bidadari ini menurut Kapolres Banggai Laut AKBP Heru yang berbincang dengan detikcom, Selasa (26/4/2016) memang sempat dipercaya warga. Setidaknya pengakuan ini didapatkan dari seorang warga Desa Pulau Sagu, Banggai Laut.
"Pada bulan Februari 2016 pukul 08.00 Wita salah seorang masyarakat setempat atas nama Fardin pergi ke laut untuk mencari gurita. Sekitar pukul 13.00 Wita, lelaki tersebut mendayung perahunya untuk pindah ke tempat gurita namun sesampainya di salah satu karang dangkal lelaki Fardin melihat sesuatu yang menyerupai manusia dan tenggelam," jelas Heru yang mendapat keterangan dari seorang tokoh desa bernama Nusran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sesampainya di kampung tepatnya di Desa pulau Sagu Kec. Bokan Kab. Balut, sempat menggegerkan warga dan sepakat membuat suatu tempat khusus boneka tersebut," sambung Heru.
Namun berjalan waktu sekitar 1 bulan lebih, menurut warga, boneka tersebut ternyata cuma mainan karena tidak ada tanda-tanda jelmaan bidadari atau yang lainnya.
"Warga kemudian bersepakat menyampaikan bahwa boneka tersebut barang yang hanyut akibat banjir di salah satu tempat karena laut Pulau Sagu merupakan laut lepas yang berbatasan dengan Selat Maluku," urai Heru
"Sampai sekarang boneka tersebut masih berada di rumah lelaki Fardin. Sebelum dinyatakan barang hanyut boneka tersebut sempat dijaga tiap hari oleh aparat desa, yang mana katanya boneka tersebut adalah penjaga pantai setempat dan didapat sehari setelah gerhana matahari," jelas Heru lagi.
Mungkin saat sempat dipercayai sebagai makhluk jadi-jadian itu yang membuat heboh. Tapi kini masyarakat sudah yakin kalau yang disebut penjaga pantai atau jelmaan bidadari itu hanya boneka.
Jadi pendapat masyarakat masalah barang tersebut adalah barang hanyut bukan mahluk jadi-jadian yang sempat menggegerkan warga. (dra/dra)











































