Terbaru, Rustam Effendi resmi mengajukan pengunduran diri kepada Ahok. Namun, Rustam yang tengah bersitegang dengan Ahok ini tidak menyebutkan alasannya mundur sebagai Wali Kota.
Sebelum Rustam, ada beberapa pejabat yang mengundurkan diri. Mereka di antaranya Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Haris Pindratno, dan Dirut PD Pasar Jaya Jangga Lubis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikut daftar pejabat yang mundur di era Ahok:
1. Rustam Effendi
|
Foto: Ari Saputra
|
"Tembusannya permohonan (pengunduran diri) sudah diterima. Beliau mengajukan surat. BKD terima tembusannya," ungkap Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Agus Suradika saat dihubungi, Senin (25/4/2016).
Menurut Agus, surat tersebut ditujukan kepada Ahok. Namun permohonan itu masih harus diproses terlebih dahulu apakah dikabulkan atau tidak. "Tunggu arahan dari Pak Gubernur. Tingggal tunggu persetujuan Pak Gubernur atau bagaimana nantinya," jelas Agus.
Sayangnya Rustam tak menyebut alasan pengunduran dirinya apakah keputusannya adalah dampak dari 'kisruh' dengan Ahok. Namun menurut Agus, pengunduran diri Rustam hanya dari jabatannya saat ini dan bukan dari PNS. "Nggak disebut alasannya, (cuma disebut) mundur aja. Nggak disebut sih alasannya soal itu (karena masalah dengan Ahok)," tuturnya.
"Mengundurkan diri sebagai Wali kota," lanjut Agus.
2. Haris Pindratno
|
Foto: Bisma Alief/detikcom
|
"Sudah kita terima (pengunduran diri), kita disposisi, diproses segera," kata Ahok di Balai Kota DKI, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Rabu (26/8/2015) malam.
Pengunduran diri akan diproses sesuai ketentuan. Ahok tak sempat menjawab soal siapa pengganti Haris di kursi Kepala Dinas itu.
Menurut Ahok, kinerja Haris terbilang tidak jelek. Alasannya hanyalah Haris memang ingin pensiun lebih cepat.
"Aku nggak bilang jelek. (Kinerjanya) Oke lah. Dia mau mundur pensiun lebih cepat," tutur Ahok.
Haris mengundurkan diri karena alasan kesehatan, yakni permasalahan ginjal yang tinggal sebiji, dipadu dengan vertigo dan jantungan. Surat pengunduran diri telah dia serahkan sejak 18 Agustus 2015 ke pihak Pemerintah Provinsi DKI.
3. Jangga Lubis
|
Foto: Ari Saputra
|
"Terima kasih Pak Jangga, bilang terserah lah Benhil mau diapakan saya juga mau minta berhenti. Saya minta Pak Jangga jangan berhenti dulu beresin pasar, siapkan anak muda yang bisa jadi penerus bapak sistem ATM. Beliau sanggupkan itu," ujar Ahok saat memberi sambutan dalam rangka peresmian Pasar Manggis, Jl Guntur, Setiabudi, Jaksel, Rabu (19/8/2015).
"Terakhir saya baru tahu beliau keluarganya Pak Lubis, Pangdam Jaya. Itu yang bikin Pak Jokowi terkesan. Ini malah Pak Lubis yang bilang ke Pak Jokowi kalau Pak Jangga mau berhenti. Ini bukan strategi sandiwara, asli ini. Orang Sumatera nggak bisa pura-pura apalagi hati yang ngomong," sambungnya.
Menurut Ahok, itu menjadi salah satu faktor keyakinan Jokowi mendukung keputusannya mempertahankan Jangga Lubis. Ahok menilai pembenahan pasar di Ibu Kota sejauh ini sudah berjalan dengan baik.
Dia pun memperkenalkan Dirut PD Pasar Jaya yang baru yakni Luthfi Rachman. Ahok berharap di bawah kepemimpinannya bisa lebih baik lagi dalam pembenahan pasar.
4. Lurah hingga Camat
|
Foto: Rachman Haryanto
|
"Banyak yang nggak sanggup jadi lurah mungkin karena nggak bisa dapat duit lagi kerja enak lagi karena sekarang lebih keras. Nggak apa-apa masih ada orang juga kok. Kalau jadi gubernur kayak saya juga mungkin banyak yang nggak tahan dari pagi sampai malam terima gaji doang, nggak mau korupsi," ujar Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Rabu (18/3/2015).
Menurut Ahok mereka yang meminta mundur adalah lurah dan camat yang punya alasan soal kesehatan.
"Sudah ada beberapa yang SMS saya minta berhenti jadi lurah ada. Terlalu tua minta ke bagian lain karena nggak snaggup turun terus ke lapangan. Kan lurah camat kita paksa harus bersihin selokan terus. (Alasannya) Nggak sanggup, umur," ujar dia.
"(Eselon IV) Itu juga beberapa misalnya kayak ibu hamil, yang muda banyak yang minta jadi staf. Dari eselon IV kalau turun terus gimana karena kalau dulu kan eselon IV kamu bisa duduk dengan tennag, sekarang kamu mesti ngisi kamu kerja apa," sambung Ahok.
Halaman 2 dari 5











































