Sejak awal abad 20, orang-orang Amerika sudah memprediksi akan perlunya fasilitas transportasi di bawah tanah, sehingga tidak bersinggungan dengan kendaraan di atas permukaan. Pada tahun 1904, mulai dibangun sistem transportasi subway.
Sistem transportasi subway terus berkembang dan mengalami perluasan jangkauan. Jumlah rute pun terus bertambah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebanyak 469 stasiun itu kebanyakan berada di kawasan Manhattan yang merupakan wilayah tersibuk New York City. Ada pula subway yang menghubungkan wilayah suburban seperti Queens, Brooklyn dan The Bronx. Khusus untuk wilayah Staten Island, belum ada jalur subway yang beroperasi.
New York Subway juga berada dalam jajaran sistem kereta tersibuk di dunia bersama kota-kota dengan infrastuktur modern seperti Beijing, Seoul, Shanghai, Moscow, Tokyo dan Guangzhou.
Seperti yang tampak pada Jumat dan Sabtu (23-24 April 2016) pekan lalu, stasiun-stasiun subway dipadati pengguna dari pagi sampai malam hari. Ada pula kereta tengah malam namun jumlah dan frekuensinya terbatas.
Dari rute-rute yang tersedia, bisa dikombinasikan satu sama lain tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan. Biasanya warga New York menggunakan tiket terusan yang harganya menyesuaikan dengan jumlah deposit. Namun bagi pengunjung, tak perlu khawatir karena ada tiket single trip dengan harga USD 3 sekali jalan.
![]() |
Untuk mendapatkan tiket, pelayanannya semua serba otomatis. Ada mesin tua seperti fending machine minuman berwarna hijau yang memberi petunjuk tata cara pembelian tiket. Mesin ini pula yang melayani transaksi pembelian tiket.
Meski bentuknya oldish, mesin ini mampu mendeteksi dengan cepat lembaran uang yang kita masukkan ke dalam. Pengunjung pun tak harus membawa uang pas karena mesin ini juga dilengkapi dengan fungsi memberikan uang kembalian. Β
Begitu mendapatkan tiket, calon penumpang bisa langsung masuk ke peron. Seperti di bagian depan, tak banyak petugas yang berjaga di peron. Jadi calon penumpang harus memastikan benar mengenai rute yang akan dituju.
![]() |
Begitu masuk ke dalam subway, suasananya mirip-mirip dengan commuter line. Bedanya, penumpang tidak asal duduk meski ada banyak tempat duduk kosong.
"Silakan. Saya dua stasiun lagi. Tak perlu duduk," ujar pengguna subway bernama Steven.
Ada juga yang tak mau duduk karena alasan lain, meski perjalanannya jauh. "Saya sudah seharian duduk di kantor," kata seorang pria berbaju necis.
![]() |
Beda signifikan lainnya subway dengan commuter line adalah subway sangat jarang sekali telat. Selain jumlahnya banyak, tak adanya persinggungan dengan kendaraan di atas permukaan tanah membuat subway memiliki dunianya sendiri. Dia memiliki rata-rata kecepatan 27 Km/jam dan top speed di 55 Km/jam.
Β
Kegunaan lain dari subway dan 'dunia bawah tanah'-nya adalah tak adanya simpul kemacetan akibat perlintasan sebidang di Kota New York.
Kapan Indonesia yang masih membangun terowongan MRT akan segera menyusul?
(fjp/Hbb)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini