Tak Ada Jembatan, Warga Cibuntu Harus Seberangi Sungai dengan Ban untuk Pergi ke Sawah

Tak Ada Jembatan, Warga Cibuntu Harus Seberangi Sungai dengan Ban untuk Pergi ke Sawah

Syahdan Alamsyah, - detikNews
Senin, 25 Apr 2016 19:50 WIB
Foto: alamsyah/detikcom
Sukabumi - Sudah puluhan tahun warga Desa Cibuntu, Kecamatan Simpenan, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat bertaruh nyawa untuk berkebun dan bertani di areal lahan seluas 20 hektar yang dikenal oleh warga dengan sebutan 'Nusa'. Untuk menuju tempat itu, warga menggunakan ban melintasi dalam dan derasnya arus Sungai Cimandiri.

Di sungai selebar kurang lebih 50 meter itu, Dana (62) warga setempat hilang setelah terseret arus sungai saat berupaya menyeberang pada Minggu (24/4). Upaya pencarian terus dilakukan Tim SAR Gabungan, namun hingga hari ini atau Senin (25/4/2016) sekira pukul 17.30 WIB, tubuh kakek malang itu belum juga ditemukan.

"Hampir setiap tahun ada saja warga yang menjadi korban hanyut ketika menyeberang, ketika ditemukan sudah dalam keadaan meninggal dunia. Biasanya jasad korban ditemukan tak jauh dari lokasi pertama hilang namun untuk pak Dana ini entah kenapa sudah dua hari pencarian belum ditemukan," kata Sopiandi, pegawai Desa Cibuntu kepada detikcom.

Menurut Sopiandi, warga setempat sudah lebih dari puluhan tahun menggunakan ban untuk menggapai tempat bernama Nusa itu. Hasil panen perkebunan maupun sawah juga diangkut menggunakan ban.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sudah terbiasa seperti itu, mulai dari merawat hingga mengangkut hasil panen diangkut pakai ban ke Desa Cibuntu," lanjut Sopiandi.

Sementara itu Aulia Solihanto Komandan Tim Pos SAR Basarnas Sukabumi yang melakukan pencarian terhadap kakek Dana (62) korban hanyut mengaku beberapa kali melihat langsung aktivitas warga yang menyebrangi sungai menggunakan ban. Ditengah hiruk pikuk operasi SAR, beberapa warga terlihat cuek hilir mudik melintasi sungai dengan ban.

"Ada juga yang pakai batang pisang loh, kita sudah ingatkan karena kondisi sungai lumayan deras. Tapi mereka malah bilang sudah terbiasa, mau gimana lagi karena mereka sendiri harus berkebun dan bertani dengan kondisi seperti itu," tutur Aulia.

Terkait operasi pencarian yang dilakukannya Aulia menyebut jika proses pencarian sudah dilakukan maksimal. Mulai dari mengerahkan perahu karet hingga penyisiran pinggiran sungai. (Baca juga: Tak Ada Jembatan, Kakek Hanyut Karena Seberangi Sungai Cimandiri Pakai Ban)

"Hari kedua kita melibatkan satu perahu basarnas, dua perahu rafting Polres Sukabumi, dan satu perahu pramuka siaga. Perahu basarnas dan Rafting Polres menyisir dari TKM - muara Palabuhanratu. Sementara Rafting pramuka melakukan penyisiran  sampai Bagbagan, namun hingga sore pencarian belum membuahkan hasil. Kemungkinan akan kita lanjutkan besok," tandasnya. (dra/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads