"Saya kira sudah banyak dibahas, hal yang pertama memang hampir semua penjara kelebihan kapasitas, kelebihan penghuni dari kapasitas yang ada. Ada dua kali, macam-macam sehingga memudahkan timbul masalah-masalah. Kedua juga pengamanannya kurang, jadi banyak hal yang harus diperbaiki," ujar JK kepada wartawan di Kantor Wapres, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (25/4/2016).
Namun menurut JK, yang juga penting dilakukan saat ini adalah mencegah atau mengurangi tindak kejahatan. Sebab faktanya kapasitas Lapas tak lagi menampung orang yang menjalani binaan karena dihukum melakukan berbagai tindak pidana.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kerusuhan di Lapas Banceuy yang menghanguskan bangunan administrasi dan sejumlah kendaraan, terjadi karena mengamuknya napi mendengar kabar Undang Kosim (54) alias Abah tewas dalam sel isolasi.
Napi menduga Abah tewas karena dianiaya bukan gantung diri sebagaimana disampaikan pihak Kementerian Hukum dan HAM. Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly sebelumnya menyebut Abah melilit lehernya dengan menggunakan tali dari celana.
"Kabelnya itu dari tali celana," ujarnya, Minggu (24/4).
Sedangkan Kepala Kantor Wilayah Kemenkum HAM Jawa Barat, I Wayan Sukerta mengakui ada lebam di tubuh Abah. Ia melihat luka lebam itu sebelum jasad Abah diserahkan ke pihak keluarga. "Kalau saya lihat (lebam-lebam) ada di paha," ujarnya.
Menurut Wayan, lebam diduga kemungkinan terjadi saat petugas menginterogasi Abah atas dugaan transaksi narkoba. Namun penyebab tewasnya Abah disebut bukan karena kekerasan fisik yang dilakukan petugas. Abah kata Wayan, tewas gantung diri.
Buntut dari kerusuhan tersebut, Polrestabes Bandung menetapkan empat pegawai Lapas Banceuy menjadi tersangka. Mereka diduga menjadi pelaku penganiayaan atas Undang alias Abah, yang kemudian meninggal bunuh diri.
Keempat pegawai tersebut yakni Kepala Pengamanan Lapas (KPLP) dan 3 orang lain adalah sipir.
(fdn/miq)