Sohibul Iman Pidato Soal Disiplin, Fahri Hamzah Orasi Soal Demokrasi

Sohibul Iman Pidato Soal Disiplin, Fahri Hamzah Orasi Soal Demokrasi

Bisma Alief - detikNews
Minggu, 24 Apr 2016 19:54 WIB
Foto: Zaki Alfarabi / Tim Infografis detikcom
Jakarta - Minggu sore ini menjadi akhir pekan yang berbeda bagi Sohibul Iman dan Fahri Hamzah. Keduanya tak lagi bersama dalam acara PKS.

Presiden PKS Sohibul Iman memimpin acara Tasyakuran Milad ke-18 PKS di Hotel Kartika Chandra. Sementara Fahri menghadiri deklarasi keluarga alumni KAMMI Jabodetabek di Hotel Oasis Amir. Waktu acaranya digelar hampir bersamaan, sekitar pukul 12.00 WIB sampai sore.

Mungkin ini pertama kalinya PKS menggelar hajatan besar yang tak dihadiri oleh Fahri Hamzah. Sebaliknya, Fahri tidak menghadiri hajatan besar PKS.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kita mengundang pengurus saja. Iya, DPP saja," kata Presiden PKS Sohibul Iman saat ditanya soal tak diundangnya Fahri.

Sejumlah tokoh PKS yang hadir di antaranya Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman, Hidayat Nur Wahid, Adang Daradjatun, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan anggota Komisi III DPR Fraksi PKS Abu Bakar Al Habsyi. Hadir juga Presiden RI ke-3 BJ Habibie dan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso.

Selain itu hadir pula perwakilan dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP), Majelis Pertimbangan Partai (MPP), Dewan Pimpinan Daerah (DPD) se-DKI Jakarta dan perwakilan DPW PKS se-Indonesia.

Dalam pidatonya, Sohibul bicara soal kedisiplinan kader. Meski tak menyebut nama kader yang dimaksud, namun Sohibul mengisyaratkan hal itu ditujukan untuk Fahri Hamzah.

"PKS dengan visi dan misinya yang sangat besar sekali, itu tidak mungkin bisa kami jalankan dengan baik kalau kami hanya memberikan ruang-ruang kebebasan kepada kader-kader kami, kalau mereka tidak dibingkai dengan aturan-aturan kedisiplinan," jelas Sohibul.

"Dalam program strategis kami nomor 51 kami tegaskan di situ bahwa kami akan mendorong terus ditegakkannya kedisiplinan bagi kader, pengurus partai, dan juga pejabat-pejabat publik," tambahnya.

Sementara itu diwaktu yang hampir bersamaan, Fahri menghadiri deklarasi alumni KAMMI Jabodetabek yang digelar di Hotel Oasis Amir, Jakarta. Fahri pun mengakui dirinya tak diundang di acara PKS.

"Milad nggak diundang. Kalo nggak diundang nggak boleh dateng. Saya bukan pengurus di dalam struktur, jadi saya nggak tahu. Saya malah diundangnya nanti ke GP Anshor, ujar Fahri.

Mengenakan setelan kemeja putih bergaris hitam dan celana cokelat, dirinya hadir sebagai salah satu pendiri KAMMI dan menyampaikan orasi kebangsaan dalam acara tersebut. Fahri terlihat sangat antusias saat menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu Mars KAMMI.

DalamΒ  salah satu bagian orasinya Fahri menyinggung tentang generasi sekarang yang tidak mengerti soal demokrasi. Semua dikarenakan oleh kerumitan demokrasi. Dia kemudian memuji mantan Presiden PKS Anis Matta yang menggambarkan kerumitan demokrasi itu secara gamblang. Fahri mengisyaratkan bahwa kepimpinan PKS saat ini tak mengerti soal demokrasi.

"Yang native demokrasi orang-orang yang belum bisa beli Hp baru dan imigran demokrasi, Hp fiturnya banyak tapi nggak pernah dipakai. Generasi yang native tidak penting Hp-nya yang penting fitur lengkap dan dipakai semua. Kira-kira demokrasi Indonesia seperti itu," papar Fahri yang juga mantan Ketua Umum KAMMI itu.

Pidato Sohibul dan orasi Fahri seolah saling sahut menyahut. Di tempat terpisah, keduanya membicarakan tema yang sama: demokrasi dan disiplin. (ega/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.

Hide Ads