Warga telah menyemut di lokasi, Jumat (22/4/2016), bahkan beberapa jam sebelum pertunjukkan dimulai. Sebelum kontingen Nusa Tenggara Timur (NTT) sebagai peserta pertama tampil, dibawakan Tari Pamonte, salah satu tarian khas Sulawesi Tengah, oleh ratusan anak-anak usia SD asal Parigi Moutong.
Selanjutnya, sebanyak 8 orang anak dari NTT membuka festival dengan tabuhan alat musik ndoto. Sebuah alat musik dari bambu betung. Tepuk tangan riuh penonton pun mereka dapatkan. Setelah NTT giliran anak-anak Aceh yang unjuk kebolehan dengan kesenian lagee.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kontingen DKI Jakarta, Kalimantan Tengah, dan Sulawesi Barat, menjadi penampil berikutnya yang memukau penonton. Disusul Sumatera Barat, Banten, dan Kepulauan Riau.
"Aku enggak ikut sanggar, ini kegiatan ekstra dari sekolah. Latihannya di luar kegiatan sekolah. Seneng karena ini pertama kalinya ikut festival ke luar kota," kata Widya Ramah Suci dari kontingen Sumatera Barat usai tampil. Widya sendiri kini duduk di kelas 5 SD.
Bengkulu menjadi penampil selanjutnya setelah Papua Barat dan Maluku. Memainkan alat musik dol, kontingen Bengkulu membuat salah satu juri yakni Purwa Tjaraka, dan juga Bupati Parigi Moutong Samsurizal Tombolotutu memberikan standing applause. Mereka memang terlihat sangat lincah dari awal hingga akhir penampilan.
![]() |
Tak lama setelah acara selesai, hujan deras pun turun di atas langit Parigi Moutong. Beruntungnya, sebagian besar penampil telah kembali ke lokasi penginapan.
Festival akan dilanjutkan Sabtu (24/4) besok dengan penampilan dari 18 provinsi lainnya. Selain itu akan ada pula penganugerahan untuk 5 penampilan terbaik.
(rna/hty)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini