Awalnya dalam rapat yang diselenggarakan di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jumat (22/14/2016), Ahok mencari tahu soal penyebab penyebab banjir dari wilayah Jakarta Timur.
"Timur bagaimana? Kesimpulan saya, Anda tidak buka pintu ke arah Kanal Banjir Timur ke kali Sunter," kataΒ Ahok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Petugas itu tak ada di lokasi saat ditugaskan untuk membuka pintu air. Dia dicari selama sejam oleh pihak Sudin Tata Air Jakarta Timur, namun tak ketemu juga.
"Kita mencari dia, Pak. Karena kelihatannya dia nyambi, Pak," kata Ahmad Yazied kepada Ahok.
"Enggak bisa kerja seperti itu. Tolong WA, ajudan, tolong WA saja ke Kepala BBWSCC, tolong pecat saja seluruh orang jaga itu. Apa-apaan itu? Kurang ajar itu," kata Ahok sambil menyuruh ajudannya un
Ahok akan mengambil alih penjagaan pintu air yang ditempati petugas BBWSCC dengan para petugas dari pasukan biru (Dinas Tata Air) Pemprov DKI. Ahok akan meminta kepada pihak Kementerian terkait agar pengelolaan pintu air di situ diambil alih saja oleh Pemrov DKI.
"Taruh petugas kita saja. Kalau mau jotos-jotosan, kirim yang badannya lebih besar (untuk menjadi Pintu Air di Kanal Banjir Timur)," kata Ahok.
Ahok juga menanyai petugas penjaga pintu air di dekat Masjid Istiqlal Jakarta Pusat. Ahok berasumsi pintu air di Istiqlal itu tidak diarahkan ke Tangki, Jakarta Barat, sehingga mengalir ke Waduk Pluit. Namun ternyata, pintu air di dekat Masjid Istiqlal sudah dibuka secara hati-hati ke arah Tangki.
"Dilakukan pak, fifty-fifty (setengah-setengah), Pak. Karena Jalan Kapuk sudah tenggelam kemarin. Ketinggian sudah 50 centimeter di Jalan Mangga Besar satunya," jawab salah seorang petugas penjaga pintu air itu. (dnu/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini