Rapat diselenggarakan di Ruang Smart City, Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Jumat (22/4/2016). Hadir Wali Kota Jakarta Utara Rustam Effendi, Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Denny Wahyu Haryanta, dan belasan 'pasukan biru' Dinas Tata Air.
Awal mula Ahok menuding Rustam sebagai kompatriot Yusril, yakni ketika Ahok mengemukakan ide agar saluran air dari Ancol diteruskan sehingga menyambung sampai Pasar Ikan. Dengan demikian, diharapkan kawasan pintu airΒ Ancol tak bakal banjir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ahok, dengan nada keras, bertanya, "Kenapa enggak kamu kerjakan?" Lantas staf perempuan tadi menjawab bahwa ada penyempitan saluran (bottle neck) di kawasan Ancol.
Ahok menyatakan alat-alat berat Pemerintah Provinsi DKI bisa membereskan kendala bottle neck di situ. Namun yang jadi masalah, bottle neck itu berwujud permukiman manusia.
"Ya usir!" sahut Ahok, keras.
Staf perempuan itu menyatakan sudah mengusulkan penertiban kawasan saluran air di Ancol yang menjadi permukiman itu. Namun hingga hari ini, belum ada eksekusi penertiban permukiman yang menghalangi aliran air itu.
"Sudah kami usulkan sejak tahun kemarin, Pak," kata staf perempuan ini.
Dari sinilah, Ahok mengarahkan pandangannya ke Rustam Effendi. Dia kesal Rustam tidak segera menindaklanjuti usulan penertiban saluran air itu. Ahok menduga, Rustam sekubu dengan Yusril.
"Aduh, ini Pak Wali kota ini saya selalu bilang begini Pak Wali, Pak Wali kalau saya suruh usir orang itu wah ngeyelnya ngeles," kata Ahok kesal, kepada Rustam.
"Jangan-jangan satu pihak sama Yusril ini, supaya...," tuding Ahok namun tak melanjutkan kalimatnya.
Seisi ruangan justru tertawa mendengar ucapan Ahok itu. Rustam terlihat menggerakkan tangannya ke arah Ahok, gestur menolak tudingan tersebut.
(dnu/hri)











































