"Siapa yang mau kerja seperti ini, ya inginnya hidup kembali di lingkungan masyarakat," kata Vina kepada detikcom beberapa waktu lalu.
Wanita asli Semarang itu terpaksa menjadi PSK karena harus menghidupi dua anaknya setelah dicerai suami. Vina pamit kepada keluarganya untuk bekerja menjadi PRT di Jakarta dan tidak ada yang tahu perjuangannya kini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sebenarnya Vina ingin bisa bekerja di pabrik garmen di Semarang, namun ia berkecil hati karena tidak punya keterampilan. Tapi saat ini dirinya tidak menyerah, karena tertolong dengan adanya Oemah Sadar yang memberikannya keterampilan menjahit.
Oemah Sadar terletak tepat di pintu gerbang lokalisasi di Banyuputih itu, jadi jika ada tamu datang, maka bangunan yang pertama kali dilihat adalah Oemah Sadar. Bangunanya sedrhana terdiri dari satu ruangan dengan sejumlah meja bermesin jahit.
Vina mengaku sangat terbantu dengan berbagai pelatihan gratis di Oemah Sadar seperti halnya menjahit, salon, dan membuat kue.
"Sekarang saya sudah bisa bikin celana, keset, di sini juga sebulan sekali pengajian. Senang ada pelatihan, kalau sendiri kursus kan mahal," tandas Vina.
Oemah Sadar, merupakan upaya dari Pemkab Batang untuk meminimalisir praktik prostitusi. Dengan berbagai pelatihan bahkan modal, diharapkan para PSK mau mentas dengan kesadaran sendiri tanpa ada paksaan atau hanya sekedar diusir. Kini Oemah Sadar sudah berada di empat titik yaitu Petamanan, Boyongsari, Kalisalak, dan Penundan.
Sosok Kartini di Balik Oemah Sadar
Ada seorang wanita yang gigih membina para PSK agar segera meninggalkan pekerjaan itu dan bisa hidup normal. Ia adalah pembina Oemah Sadar, Budi Prasetyowati. Sejak 2012 lalu ia sudah membina para Wanita Pekerja Seks (WPS), dengan berbagai keterampilan.
"Ya harapannya mereka bisa bekerja dengan keterampilan yang sudah dimiliki. Ada kok yang akhirnya keluar dari sini dan sekarang punya salon," kata perempuan yang akrab disapa Tipuk itu.
![]() |
Warga Batang sangat mengenal Tipuk karena ia adalah istri Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo. Namun meski seorang istri pejabat, Tipuk tidak lantas memerintah orang untuk membina, tapi dia turun langsung dan bahkan mengajar.
"Saya itu juga pernah creambath-in WPS, ya biasa saja. Tak ajarin menjahit. Mereka dekat dengan saya," tandasnya.
Tidak hanya lewat Oemah Sadar, minimalisir prostitusi juga harus dimulai dengan memberi kesadaran pada anak-anak perempuan sejak dini. Tipuk juga kerap blusukan ke desa-desa dan menemukan fakta mengejutkan.
"Saya juga sosialisasi ke desa-desa, bikin karang taruna. Pernah menemukan ada anak SMP hamil, ibunya tukang cuci, ternyata pemicunya hanya ingin handphone android, jadi kena (prostitusi)," tutur Tipuk.
"Pernah juga ada satu rumah bapak sama anak disuruh pergi dulu keluar rumah karena ibunya mau melayani, miris. Bahkan ada yang germo masih SMA," imbuhnya.
Pendekatan yang dilakukan Tipuk dengan mendatangi desa-desa hingga kepada para mucikari. Ia gigih agar para wanita tidak jadi budak hidung belang dan bisa mencari pekerjaan lainnya. Hasil dari Oemah Sadar, ternyata banyak yang sudah jadi mantan WPS dan membuka usaha sendiri.
"YangΒ penting adalah bagaimana kita bisa memberikan semangat dan perhatian pada WPSΒ agar mereka bisa meninggalkan pekerjaannya," tegasnya.
Namun Tipuk menyayangkan banyaknya "pendatang" baru dari lokalisasi yang ditutup di berbagai daerah sepert Dolli dan Kalijodo. Ia mengatakan tidak sedikit yang justru pindah paraktik ke Batang bahkan ada yang melakukannya dengan terselubung. Oleh sebab itu penyadaran lebih dipilih daripada penggusuran lokalisasi.
"Kalau digusur itu buka praktik di tempat lain. Ada di sini yang dari Kalijodo," pungkas Tipuk.
Ketua Omah Sadar, Nur Khasan juga mengatakan hal serupa, meski banyak yang sudah mentas dari dunia prostitusi di Batang, namun ada saja pendatang baru. Meski demikian dirinya optimis karena antusias tinggi dari para WPS untuk Oemah Sadar.
"Mereka aktif kegiatan yang dua kali seminggu. Kalau ada yang berhalangan hadir karena ada tamu, mereka meminta izin," kata Nur.
"Pak Yoyok (Bupati Batang) bilang harus diberdayakan, maka ini juga difasilitasi Pemkab," ujarnya.
![]() |
Gandeng Penderita HIV-AIDS Agar Semangat
Oemah Sadar ternyata tidak hanya untuk WPS, ODHA atau orang dengan HIV-AIDS juga dirangkul oleh Tipuk agar tidak ciut hati hidup di lingkungan masyarakat. Dari hasil blusukan Tipuk dan teman-temannya, setidaknya tercatat ada sekitar 500 ODHA di Kabupaten Batang.
"Banyak yang belum berani terbuka. Tapi di daerah Limpung ke sana, di pegunungan malah sudah mau terbuka. Kita buat pertemuan dan saling menguatkan. Yang penting juga itu perlakuan dari masyarakat," ujar Tipuk.
Maka Oemah Sadar di Desa Kalisalak, Kecamatan Limpung digunakan untuk pelatihan ODHA. Tidak hanya lebih bisa berbaur dengan masyarakat dan percaya diri, para ODHA bimbingan Tipuk ada yang menjadi motivator untuk menyemangati penderita HIV-AIDS lainnya.
"Dari hasil menjahit bahkan sampai ada permintaan 3 ribu sarung tangan. Dengan dilatihnya ODHA, jadi meski sakit, ayo kerja, biar tidak minder," tegasnya.
Untuk mendukung kepercayaan diri ODHA, diadakan juga pameran yang memajang hasil-hasil kreasi mereka.Β Tipuk berharap apa yang dilakukannya bisa berjalan terus dan memberikan dampak positif untuk meminimalkan prostitusi serta memberi semangat ODHA. (alg/trw)