Akan Kunker ke China Bahas Natuna, Luhut: Hubungan Kita Tetap Baik

Akan Kunker ke China Bahas Natuna, Luhut: Hubungan Kita Tetap Baik

Ayunda Windyastuti Savitri - detikNews
Kamis, 21 Apr 2016 16:26 WIB
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan akan bertolak ke China pekan depan. Kunjungannya bertujuan membahas berbagai hal, salah satunya terkait penenggelaman kapal KM Kway Fey 10078 milik China karena melakukan illegal fishing di wilayah perairan Natuna, Indonesia beberapa waktu lalu.

"Pastilah (bahas soal Natuna). Tapi kita sepakat hubungan kedua negara tetap yang utama, kalau bisa diselesaikan dengan bagus ya kita selesaikan dengan baik. Kita tidak akan korbankan dignity (harga diri)," ujar Luhut di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (21/4/2016).

Meski Seskab Pramono Anung menyatakan insiden penghadangan petugas keamanan laut (coast guard) China terhadap tim Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang sempat membuat hubungan kedua negara memanas dianggap telah selesai, namun Luhut perlu memberi penegasan mengenai regulasi yang berlaku di Indonesia. Terutama terkait batas zona ekonomi eksklusif (ZEE) yang sudah disepakati internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di mana, zona tersebut luasnya 200 mil laut dari dasar garis dasar pantai. Sehingga negara pantai yang masuk dalam zona tersebut memiliki hak atas kekayaan alam di dalamnya dan berhak menggunakan kebijakan hukum dan kebebasan bernavigasi. Sehingga jika ada kapal asing yang hendak mengambil kekayaan alam di perairan yang masuk ZEE harus mendapat izin atau sepengetahuan dari pemerintah daerah Indonesia.

"Maksudnya Pak Pram sudah selesai tubrukannya, masalah lain tentu akan kita selesaikan. Ini Pulau Natuna 200 nautical mile, ZEE kita. Kalau menyangkut economic activites seperti fishing harus mendapat persetujuan by the government of Indonesia. Kita tidak kenal traditional fishing ground. Kita tak akui itu, posisi kita clear," terangnya.

"Itu hukum internasional 200 nautical miel adalah ZEE kita. Aktivitas itu harus ada izin Indonesia. Harus supply ke industri dalam negeri," lanjut Luhut.

Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini mengatakan dirinya akan berkunjung ke China pada 25-27 April. Selain China, Luhut juga dijadwalkan mengunjungi Jepang.

Selama perhelatannya ke Negeri Sakura, Luhut mengatakan kemungkinan akan membahas mengenai kerjasama militer kedua negara. Terlebih belum lama ini Jepang baru merevisi undang-undang militernya.

"Dengan Jepang bahas masalah militer, mereka juga dengan undang-undang barunya bisa kirim (personel militer) ke luar negeri. Mungkin mereka akan minta dukungan," pungkasnya. (aws/Hbb)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads