Filipina Imbau Tak Serahkan uang ke Abu Sayyaf, Luhut: Kalau Perusahaan Bayar Silakan

Filipina Imbau Tak Serahkan uang ke Abu Sayyaf, Luhut: Kalau Perusahaan Bayar Silakan

Ayunda Windyastuti Savitri - detikNews
Kamis, 21 Apr 2016 11:55 WIB
Filipina Imbau Tak Serahkan uang ke Abu Sayyaf, Luhut: Kalau Perusahaan Bayar Silakan
Foto: Agung Pambudhy
Jakarta - Militer Filipina mengimbau agar tidak ada pembayaran uang tebusan bagi warga negara asing, termasuk untuk 10 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf. Namun perusahaan tempat 10 WNI itu bekerja berniat untuk membayar uang tebusan.

Terkait hal ini, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan mengaku dirinya kurang menyetujui langkah tersebut. Namun ia tidak mau terlampau ikut campur karena itu merupakan urusan perusahaan.

"Saya juga tidak setuju. Tapi kalau perusahaan mau, ya silakan itu pegawai dia. Kalau tidak ngurus, nanti dipermasalahkan oleh keluarga," ujar Luhut saat menggelar Coffee Morning di kantornya, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Kamis (21/4/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pemerintah Indonesia tidak terlibat dalam bayar membayar itu," tegasnya.

Lantas apakah bila perusahaan jadi membayar uang tebusan itu, ada aparat TNI yang mengawal?

"Saya banyak tahu, tapi kan enggak elok kalau dibuka. Karena operasi macam ini kalau makin banyak yang tahu makin enggak bagus. Itu mengancam jiwa sandera," kata Luhut.

Sebelumnya, juru bicara militer Filipina Brigadir Jenderal Restituto Padilla mengimbau agar pemerintahan yang warga negaranya disandera tidak membayar uang tebusan. Hal ini demi menghentikan 'industri' penculikan yang muncul di perairan Filipina.

Otoritas Filipina juga berupaya keras untuk memutus aliran dana yang berpotensi memperkuat kelompok pemberontak dan militan semacam itu.

Kelompok Abu Sayyaf penyandera warga Indonesia meminta tebusan 50 juta peso atau Rp 15 miliar.

"Angkatan Bersenjata terus mendorong semua pihak untuk menjalankan kebijakan pemerintah soal no ransom policy," tegasnya seperti dilansir Reuters, Rabu (20/4).

Selain 10 WNI, masih ada 4 WNI lain serta 4 warga Malaysia yang diculik kelompok bersenjata di perairan yang sama dengan lokasi penculikan 10 WNI. Sementara, informasi lain menyebut masih ada 5 warga negara asing lainnya, termasuk 2 warga Kanada yang juga disandera di pulau terpencil Jolo yang juga dikenal sebagai markas kuat kelompok Abu Sayyaf.

(jor/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads