Hari Kartini, Komnas Perempuan: Tingkat Kekerasan pada Perempuan Masih Tinggi

Hari Kartini, Komnas Perempuan: Tingkat Kekerasan pada Perempuan Masih Tinggi

Wisnu Prasetyo, - detikNews
Kamis, 21 Apr 2016 08:46 WIB
Hari Kartini, Komnas Perempuan: Tingkat Kekerasan pada Perempuan Masih Tinggi
Foto: Ilustrasi oleh Edi Wahyono
Jakarta - Semangat Raden Ajeng Kartini dalam memperjuangkan hak-hak perempuan takkan lekang dimakan zaman. Namun apakah perjuangan Kartini betul-betul bisa dirasakan oleh para perempuan di masa sekarang?

Menyambut kelahiran pelopor emansipasi wanita yang jatuh pada hari ini, Kamis, (21/4/2016), Komnas Perempuan menyoroti beberapa hal terkait masalah-masalah yang selama ini dekat dengan perempuan. Persoalan diskriminasi yang terkait dengan partisipasi perempuan dalam berbagai bidang dan tingginya angka kekerasan terhadap perempuan adalah contohnya.

"Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan perempuan terutama kekerasan menjadi persoalan serius yang perlu ditangani secara serius pula. Namun, di sisi lain, keterwakilan perempuan di parlemen sudah menunjukkan peningkatan, bahkan sekarang menteri perempuan jumlahnya banyak," ujar Ketua Komnas Perempuan, Azriana saat berbincang dengan detikcom, Rabu, (20/4) malam.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan kesempatan yang dimiliki perempuan untuk menyentuh berbagai bidang, peran perempuan di sektor-sektor tersebut harus lebih dioptimalkan. Dikatakan Azriana, harus ada upaya untuk meningkatkan kapabilitas masing-masing sehingga nantinya bisa berdampak kepada kebijakan yang mempengaruhi kehidupan perempuan.

"Banyak perempuan yang telah memiliki posisi strategis. Sekarang tinggal bagaimana posisi itu bisa memberikan dampak terhadap kebijakan perempuan. Soal kesempatan sudah ada partisipasi perempuan yang semakin baik, perempuan harus meningkatkan kapasitasnya,"kata Azriana.

Terkait dengan tingginya angka kekerasan terhadap perempuan, Azriana menyadari bahwa Indonesia berbudaya patriarkis seperti di Indonesia, posisi perempuan masih berada di bawah laki-laki. Kekerasan terjadi karena ada ketimpangan, pihak yang berkuasa cenderung melakukan kekerasan terhadap pihak yang posisinya di bawahya.

"Sekali lagi ini masalah serius, dan harus diselesikan secara serius. Harus kerjasama oleh berbagai pihak. Buat regulasi yang banyak tapi tidak ada upaya untuk edukasi masyarakat ya sama saja," tutup dia. (dra/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads