"Jadi hujan meteor lyrid itu kejadian tiap tahun, tahun ini terjadi 16-25 April, puncaknya sering bergeser geser. Tahun ini diperkirakan puncaknya 22 April dini hari," ujar Ketua Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, saat dihubungi detikcom, Rabu, (20/4/2016).
Thomas menambahkan, hujan meteor lyrid ini bisa dinikmati saat cuaca cerah, tidak ada hujan dan tidak ada awan yang menghalangi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Puncaknya tahun ini bersamaan dengan purnama, untuk wilayah perkotaan makin sulit diamati karena terganggu polusi cahaya ditambah lagi cahaya bulan," tutur Thomas.
"Untuk melihat hujan meteor ini syaratnya harus gelap, baik dari gangguan cahaya bulan maupun polusi cahaya. Kalau mau mengamat harus di luar kota, karena di dalam kota terganggu polusi cahaya." imbuhnya.
Thomas menggambarkan, dalam kondisi normal saat hujan meteor tersebut, puluhan meteor bisa terlihat di langit. Jika dalam kondisi terbaik, akan lebih terlihat menarik karena ada ratusan meteor yang bisa terlihat. (hri/hri)