Sebagaimana diketahui kecemburuan di dalam kelompok Santoso tak lain karena kebijakan yang dibuatnya sudah tidak lagi relevan sebagai seorang pemimpin kelompok. Bahkan Santoso melarang anak buahnya untuk membawa istri dan anak-anak.
"Mereka melihat santoso tidak kredible sebagai leader, dia ngga ngerti banyak soal agama, dia membawa istri yang lain ngga boleh bawa istri, otomatis kecemburuan itu terjadi," ucap Tito di kantor Kemenko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (20/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jalur logistiknya sekarang diputus, otomatis mereka kelaparan. Kan banyak yang enggak kuat sehingga mereka banyak yang turun. Ada yang turun ada yang menyerahkan diri dan lain-lainnya," tambah mantan Kapolda Metro Jaya itu.
Tito optimistis Aparat gabungan dari Operasi Tinombala mampu menangkap Santoso dan kelompoknya. "Ya pasti, tim operasi ini bekerja atau melihat situasi seperti itu tetep akan dikejar terus," imbuh Tito.
"Tapi tentu tidak bisa tahu waktunya. Sama seperti kami menangkap Azhari dan lain-lain, kontribusi aparat itu hanya 25 persen. Yang 75 persennya ketentuan takdir Tuhan. Makanya kita berdoa saja," sambung Tito.
(adf/rvk)











































