"Pak, Daffa ngumpet pak," teriak seorang siswa, Rabu (20/4/2016).
Salah satu pria berbatik itu kemudian masuk ke kelas, ia adalah Wali Kota Semarang, Hendrar prihadiΒ yang sengaja datang ingin bertemu Daffa. Sesampainya di dalam kelas, Hendi, sapaan akrab Hendrar, langsung menyapa anak-anak dan mencari Daffa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu pak di depannya bapak," teriak seisi kelas. Ternyata Daffa sudah keluar dari kolong meja dan duduk dibangku tepat di depan Hendi.
Gelak tawa pun bergemuruh dan Hendi kemudian duduk memangku Daffa. Mereka berdua berbincang dan membahas keberanian Daffa menghadang orang-orang dewasa pelanggar hak pejalan kaki di trotoar Jalan Jenderal Sudirman kawasan Kalibanteng.
"Berani saya, soalnya kan benar, motor enggak boleh di trotoar," kata Daffa.
Seperti janjinya kemarin, Hendi sudah menyiapkan kejutan, maka ia memberikan penghargaan berupaΒ piagam bertuliskan "Diberikan kepada Daffa Farros Oktoviarto atas keberanian dalam menegakkan kedisiplinan di Kota Semarang. Serta telah menginspirasi warga Kota Semarang untuk lebih berperan aktif".
Daffa langsung tersenyum dan menyalami Hendi. Tapi tak hanya itu, sebuah sepeda baru dituntun masuk kelas oleh staf Wali Kota dan langsung diberikan kepada Daffa. Wajah bocah 9 tahun itu langsung sumringah, walau sebelumnya sempat menolak sepeda yang hendak diberikan pihak sekolah.
Di depan dan samping sepeda ditempeli kertas bertuliskan "Sepeda untuk Menegakkan Aturan". Daffa langsung melompat ke sedel dan berfoto bersama Wali Kota Semarang.
![]() |
Usai memberikan penghargaan kepada Daffa, Hendi berinteraksi dengan siswa lainnya dan memberikan pertanyaan-pertanyaan berhadiah, sedangkan Daffa memandang kagum sepeda barunya.
"Sepedaan ah nanti," kata Daffa.
Saking antusiasnya, ia sempat menarik Hendi dan bertanya soal gearr di sepeda barunya. Setelah itu ia juga bertanya soal bike tag atau mata kucing yang dikiranya lampu.
"Gir sepedaku yang lama enggak kayak itu. Pak wali, nyalain lampunya bagaimana?" tanya Daffa.
Setelah beberapa berada di kelas, Hendi berpamitan dan berjalan ke luar kelas, dan ternyata Daffa mengejarnya. Ia ternyata terpikirkan soal keamanan bersepeda, sehingga ia iseng meminta helm dan pengaman kepada Wali Kota.
"Pak, ada helmnya? Sama yang buat lutut itu, lho," tanya Daffa lagi.
"Oh, iya, nanti disusulkan ya. Nanti sore," jawab Hendi.
Sementara itu Hendi sempat memberikan nasihat kepada para siswa agar meniru keberanian Daffa. Namun iaΒ menggaris bawahi, bukan keberanian mencegat pemotor, tapi menegakkan tata tertib.
"Ndak usah beramai-ramai cegati motor. Berani itu ya bisa nilai bagus, lomba juara, olahraga bagus. Saran pak Hendi, tanamkan ini pada diri adek-adek, ayo ikuti, 'aku harus berani dan punya prestasi'," kata Hendi ditirukan seluruh murid di kelas 4A.
Hendi menegaskan, hadiah sepeda diberikan kepada Daffa karena terinspirasi aksi yang dilakukannya. Namun bukan berarti ia mendukung Daffa dan anak-anak lain melakukan aksi berbahaya itu, yang lebih ditekankan adalah kedisiplinan dan taat tata tertib.
"Sepeda itu inspirasinya dari apa yang dilakukan. Dulu dia rutin pasang batu tapi motor tetap nyebrang. Saya berikan apresiasi. Bisa inspirasi anak muda agar mampu jadi anak yang hebat," ujarnya usai mengunjungi Daffa.
![]() |
Hendi menambahkan kepolisian dan pihak Dishubkominfo Kota Semarang pasti akan melakukan evaluasi dan akan berbuat sesuatu setelah aksiΒ Daffa diketahui banyak orang.
"Kawan-kawan polisi dan dishub pasti mereka akan melihat adaΒ sisi yang kurang tepat yaitu pemotor yang di trotoar. Tapi memang personel Dishub kurang untuk mengawasi 1,5 juta penduduk Kota Semarang. Jadi kesadaran pengguna jalan juga penting," tegasnya.
(dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini