Pertemuan Ade dan JK tidak hanya pertemuan pimpinan DPR tetapi juga pertemuan kandidat ketum Golkar dan mantan ketum Golkar di kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (20/4/2016).
Biasanya, ketika menerima tamu di kantornya, JK sangat jarang mengantarkan tamunya untuk pulang kecuali tamu tersebut adalah tamu negara. Bahkan ketika Setya Novanto masih menjabat Ketua DPR, perlakuan tersebut tidak diberikan. Maka pada sekitar pukul 13.15 WIB tadi, tangan kanan JK berada di pundak Ade Komaruddin sambil berjalan keluar dan tertawa bersama-sama.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejarah Ade dan JK juga dipererat oleh darah organisasi yang sama pada keduanya. JK adalah senior Ade di Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). JK mengatakan peluang Ade menduduki kursi nomor satu di Golkar sangat besar.
"Saya katakan semua besar. Artinya Ade juga besar tentu kan," kata JK.
Namun JK menyerahkan sepenuhnya pemilihan ketum Golkar kepada pemilik suara di Munaslub nanti. "Yang menilai peserta Munas lah yah," ucapnya.
Saat ditanyakan soal restu kepada Ade, JK menjawab bahwa semuanya tergantung pada Munaslub. Namun JK menambahkan Ade memiliki pengalaman yang juga merupakan syarat menjadi ketum Golkar.
"Seperti saya katakan tadi, you (Ade Komaruddin) harus dapat diterima, harus mempunyai kredibilitas yang baik karena mau baik Golkar ketuanya harus punya kredibilitas, harus dipercaya, harus tidak punya masalah hukum, harus bisa membawa Golkar lebih besar," jelasnya.
"Dan itu keinginan semua anggota Golkar agar pimpinan tu punya wibawa dan kredibilitas dan tidak punya cela masalah," tambahnya.
"Ade punya salah satu yang disebutkan itu?" tanya wartawan.
"Ya kalau tidak punya wibawa bagaimana jadi Ketua DPR," jawab JK. (tfq/bag)











































