Simpatisan Tewas di Yogya, F-PPP: Dampak Tak Langsung dari Dualisme

Simpatisan Tewas di Yogya, F-PPP: Dampak Tak Langsung dari Dualisme

Elza Astari Retaduari - detikNews
Selasa, 19 Apr 2016 11:18 WIB
Foto: Hasan Alhabshy
Jakarta - Seorang simpatisan PPP ke DIY tewas usai tabligh akbar karena dilempar mercon orang tak kenal. Fraksi PPP DPR pun menyebut peristiwa itu dampak tak langsung dari dualisme partai yang masih ada di PPP.

Seperti diketahui kubu Djan Faridz masih belum menerima Muktamar Islah yang memenangkan Romahurmuziy (Romi) sebagai ketua umum secara aklamasi. Acara tabligh akbar di DIY itu digelar untuk menilak islah dan juga dihadiri sejumlah pengurus DPP PPP kubu Djan.

"Peristiwa itu memang tidak secara langsung berkaitan dengan soal masih adanya pihak yang menerima hasil muktamar PPP di Asrama Haji Pondok Gede," ungkap Jubir F-PPP Arsul Sani dalam perbincangan, Selasa (19/4/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namun sekali lagi memberikan pesan moral agar tidak perlu melibatkan akar rumput untuk mengekspresikan perbedaan yang ada," tambah dia.

PPP pun disebut Arsul meminta polisi untuk mengusut kasus tersebut. Ia meminta agar perbedaan yang ada diekspresikan dengan cara-cara positif.

"Silakan pergunakan cara-cara yang lebih ma'ruf (baik) dan elegan serta cerdas dalam mengupayakan apa yang diperjuangkannya di PPP," kata Arsul.

DPP PPP menurut Arsul sangat berduka cita atas kejadian ini. Apalagi juga ada korban luka dalam peristiwa yang terjadi di Jl Kronggahan, Sleman tersebut pada Minggu (17/4) kemarin.

"Kami sudah meminta agar polisi mengusut tuntas kejadian itu dan menanganinya secara serius agar tidak berkembang menjadi perselisihan antar kelompok warga yang berkepanjangan," tutur Arsul.

"Selain itu secara internal, kami meminta agar para elit PPP juga mengabil pelajaran dari peristiwa ini, yakni tidak perlu lagi mengekspresikan sikap perbedaan yang masih ada dengan pengerahan massa dan memprovokasinya," imbuh anggota Komisi III DPR itu.

F-PPP pun meminta agar semua kader dan simpatisan untuk memebangun kondusivitas di lingkungannya, khususnya di Yogyakarta. Sehingga PPP tetap bisa eksis dan dapat memperjuangkan niat tulus dalam membangun bangsa.

Sebelumnya diberitakan, simpatisan PPP yang tewas mengalami luka bakar di kepala setelah terkena lemparan benda yang bisa meledak. Korban tewas itu bersama rekannya yang mengalami luka memisahkan diri dari rombongan yang tengah berkonvoi setelah mengikuti kegiatan tabligh akbar untuk menolak hasil muktamar islah di Lapangan Sendangadi, Malti, Sleman, DIY. (elz/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads