Survei yang diberi judul 'Modal Presidensialisme Evaluasi Publik Nasional atas Kinerja Pemerintahan Jokowi Kuartal Pertama 2016' ini dilaksanakan pada pada 22-30 Maret 2016.
Populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih. Dari populasi itu dipilih secara random (multistage random sampling) 1.220 responden. Response rate sebesar 988 atau 81%. Sebanyak 988 responden ini yang dianalisis. Margin of error rata-rata dari survei dengan ukuran sampel tersebut +/- 3,2% pada tingkat kepercayaan 95% (dengan asumsi simple random sampling).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Tingkat penerimaan publik ini mengalami peningkatan tajam dibandingkan dengan Juni tahun lalu (41%). Sebaliknya yang menyatakan tidak/kurang puas mengalami penurunan tajam dari 55% menjadi 39%.
"Tingkat penerimaan publik ini lebih tinggi dibandingkan masa yang sama kepresidenan SBY periode pertama (55% pada Maret 2006) dan sama dengan masa yang sama periode kedua SBY (59% pada Mei 2011)," demikian hasil survei tersebut.
SMRC juga melakukan survei terkait keyakinan atas kemampuan Jokowi untuk memimpin. Hasilnya, saat ini mayoritas warga menyatakan yakin dengan kemampuan Jokowi dalam memimpin (72%). Masih ada 21% warga yang meragukannya.
"Tingkat keyakinan warga ini sudah relatif sama dibandingkan ketika Presiden Jokowi dilantik (74%) setelah mengalami penurunan tajam pada Juni 2015 (55%)," demikian hasil survei dirilis oleh SMRC pada Minggu (17/4) kemarin.
![]() |
Kembalinya tingkat keyakinan warga ke angka yang relatif sama dengan ketika Jokowi dilantik menunjukkan bahwa kepercayaan dan keyakinan publik kepada presiden sudah pulih.
"Pulihnya kepercayaan dan keyakinan publik juga tercermin dalam pilihan publik bila pemilihan Presiden diadakan sekarang. Tingkat elektabilitas Presiden Jokowi adalah yang tertinggi baik dalam pertanyaan top of mind (31,1%) maupun semi terbuka (40,5%). Angka ini jauh di atas saingan terdekat, Prabowo Subianto yakni 12,5% (top of mind), dan 17,9% (semi terbuka). Elektabilitas nama lainnya kurang dari 5%. Saat ini belum ada alternatif terhadap kepemimpinan Jokowi. Selama setahun terakhir, elektabilitas Jokowi terus meningkat, sedangkan nama-nama yang lainnya cenderung stagnan atau menurun," demikian bagian kesimpulan survei SMRC ini. (van/nrl)