KBRI Tokyo Bentuk Tim untuk Bantu Korban Gempa di Kumamoto dan Beppu

KBRI Tokyo Bentuk Tim untuk Bantu Korban Gempa di Kumamoto dan Beppu

Ayunda Windyastuti Savitri - detikNews
Senin, 18 Apr 2016 14:00 WIB
Foto: Istimewa/Reuters
Jakarta - Dua kali gempa dahsyat yang melanda wilayah Kumamoto dan Beppu, Jepang, telah menyita perhatian dunia. Guna memberi bantuan perlindungan WNI termasuk pelajar di sana, KBRI Tokyo membentuk tim satgas bantuan bencana gempa.

Dikutip dari keterangan tertulis KBRI Tokyo yang diterima detikcom, Senin (18/4/2016) tim ini juga diterjunkan sejak Sabtu (16/4). Mereka membawakan bahan makanan, minuman, obat-obatan serta keperluan darurat lainnya bagi para korban selamat di tenda pengungsian.

"Tim Bantuan KBRI Tokyo merupakan tim pertama yang tiba di lokasi bencana Kumamoto dibanding negara-negara ASEAN lainnya. Tim mengunjungi 7 titik evakuasi warga Indonesia, yang terbanyak adalah di Universitas Kumamoto, 83 orang termasuk 24 anak-anak," tulis KBRI Tokyo.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keadaan para pengungsi di lokasi evakuasi, khususnya di Universitas Kumamoto, secara umum terpantau cukup baik dan aman. Namun mengingat ketidakmenentuan kapan gempa akan berakhir dan dinyatakan aman untuk kembali ke rumah masing-masing, tidak sedikit warga yang mengalami stres dan trauma. Apalagi kondisi air minum, makanan dan air dibatasi, terlebih ada anak-anak yang memerlukan perhatian lebih.

"Mengingat fasilitas logistik umum di Kumamoto masih belum berjalan normal, KBRI Tokyo akan kembali mengirim tim tahap 2 untuk kembali memberikan bantuan dan dukungan kepada WNI sampai situasi dapat kembali ke keadaan yang relatif lebih aman dan stabil," sambungnya.

Untuk menangani para WNI yang sebagian besar ada pelajar Indonesia di wilayah Beppu pada Minggu (17/4), Tim Bantuan KBRI Tokyo telah bergerak menuju Beppu (130 kilometer dari Kumamoto), Prefektur Oita untuk memberikan bantuan kepada warga dan mahasiswa Indonesia di Asia Pasific University (APU) yang jumlahnya mencapai sekitar 350 orang. Berdasarkan komunikasi yang dilakukan dengan Ketua PPI Beppu, kondisi saat ini relatif lebih baik dibanding di Kumamoto.

"Namun demikian, terjadi penipisan bahan makanan dan minuman di toko-toko karena diborong (panic buying) untuk menyimpan persediaan apabila terjadi gempa yang lebih besar," lanjut KBRI Tokyo.

Mahasiswa APU, termasuk dari Indonesia, saat ini harus mengungsi di titik evakuasi sekolah-sekolah yang ada di sekitar. Meski banyak yang masih shock, stres dan cemas, sebagian besar mahasiswa sudah diperbolehkan untuk kembali ke asrama masing-masing.

"Pemantauan sampai dengan hari ini di Beppu, sarana publik seperti air dan listrik tetap menyala, toko-toko tetap buka secara normal dan pemerintah setempat sudah membuka kembali sekolah untuk belajar mengajar. Dengan demikian dapat disimpulkan, situasi di Beppu sudah berangsur normal dan tidak dalam keadaan darurat," sebut KBRI Tokyo.

Dari hasil pemantauannya selama 5 hari terakhir, KBRI Tokyo menilai secara umum warga Indonesia dalam kondisi baik di sana meskipun masih memerlukan bantuan dan perhatian dari semua pihak. Bantuan pun terus digalang oleh KBRI untuk tetap dapat memenuhi kebutuhannya. Untuk mengetahui informasi dan perkembangan situasi terkini, bisa dicek melalui akun Twitter @KBRITokyo.



(aws/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads