"Zaman gini masih ada rakyat yang menyerahkan tanahnya untuk fasilitas publik, di sekar Bojonegoro ada Mbah Tangsi yang menyerahkan sebagian sawahnya untuk jalan. Di Ngasem ada Mbah Min yang menyetahkan tanah tegalnya dibuat jalan tembus," kata Kang Yoto kepada wartawan, Senin (18/4/2016).
Tak hanya sampai di situ, bahkan ada warga pelosok yang sengaja datang untuk menyumbangkan tanahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Embung Pedang di Bojonegoro |
Apa rahasia kang Yoto membangun kesadaran dan keikhlasan warganya?
"Selama rakyat percaya bahwa apa yang dilakukan Pemerintah untuk kepentingan bersama rakyat akan sukarela berpartisipasi, inilah pentingnya keterbukaan, komunikasi yang jelas, menjaga kepercayaan rakyat," ungkap Kang Yoto.
"Kami pernah membangun tanggul Bengawan Solo hampir 17 km di Kantor Bojonegoro, pembebasan lahan dan pembangunan konstruksi bisa dilakukan pada tahun yang sama. Tanahnya sangat murah, Rp 5.000 sampai dengan Rp 12.500 ribu, karena awalnya malah hendak digratiskan," katanya.
Namun demikian keadaan ini berbanding terbalik bila rakyat memandang pembebasan lahan untuk kepentingan bisnis, seperti pembebasan lahan untuk eksploitasi migas blok Cepu. Untuk urusan bisnis, warga Bojonegoro menjual tanahnya mahal sekali.
"Beda lagi saat pembangunan jalan pedesaan yang ribuan kilometer. Pemkab menyediaan paving, pemerintah desa dan rakyat bergotong royong mengerjakannya. Alasan yang paling utama mereka senang dan bahagia. Jadinya murah," terang Kang Yoto.
"Keterbukaan Pemerintah dan kepercayaan publik adalah kunci partisipasi. Saat akhirnya kesuksesan dan kebahagiaan menjadi milik bersama semua orang akan saling memberi dan bukan saling menuntut," pungkasnya.
Menjelang Pilgub DKI tahun 2017, banyak pihak mendorong kepala daerah yang berhasil membangun daerah untuk maju. Bahkan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berharap kepala daerah yang sukses ikut meramaikan Pilgub DKI supaya warga Ibu Kota punya banyak pilihan calon kepala daerah.
Ada beberapa kepala daerah yang dinilai berhasil memimpin daerahnya antara lain Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo, Bupati Bojonegoro Suyoto, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Wali Kota Pangkal Pinang Irwansyah, dan Wali Kota Malang Moh Anton. Memang tak semuanya menyatakan siap maju Pilgub DKI, namun prestasi mereka memimpin daerah menjadi nilai plus jika mereka maju ke jenjang lebih tinggi. Siapa bakal jadi cagub DKI terbaik?
(van/nrl)












































Embung Pedang di Bojonegoro