Proses konvensi hari ini, Minggu (17/4/2016) di gedung Jogja Expo Center, Jalan Raya Janti, Bantul, berjalan dengan cenderung santai. Alit Jevi Prabangkoro atau yang lebih dikenal dengan Alit-alit Jabang Bayi membawakan acara dengan penuh canda.
Bahkan saat akan menentukan siapa kandidat yang akan pertama kali menjawab pertanyaan, pengundian dilakukan dengan cara hompimpa. Seru.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Busyro, hadir sebagai tim panel yakni Bakti Setiawan, Budi Wahyuni, Aanchamd Nurmandi, Sunardi, Robby Kusumaharta, Edi Suandi Hamid, dan Zainal Arifin Mochtar.
"Karena di berbagai daerah, tidak sedikit kepala daerah yang tidak butuh waktu lama untuk berurusan dengan aparat penegak hukum," kata Busyro.
Hal ini, kata Busyro, terjadi karena para kepala daerah banyak direcoki oleh kekuatan pemodal. Baik modal politik maupun ekonomi.
"Sehingga mereka tidak lagi mewakil rakyat, tapi menjadi perpanjangan tangan pemodal," imbuhnya.
Busyro juga memastikan proses pemilihan ini tidak berbasis pada figur seperti calon-calon independen biasanya. Dia mengaku bahkan dirinya tak mengenal dekat satupun 4 kandidat yang lolos hingga proses konvensi hari ini.
"Saya berani klaim, ini demokrasi yang original," tegas Busyro.
Dari 5 nama kandidat yang lolos dari tahap prakonvensi, satu di antaranya yakni Andrie Primera Nuary mengundurkan diri sehingga tersisa 4 orang yakni Emmy Yuniarty, Fotri Paulina Andria, Garin Nugroho, dan Rommy Heryanto.
Hasil konvensi akan diumumkan hari ini juga. Nantinya bakal cawalkot Yogyakarta independen yang terpilih akan diminta memilih bakal calon walikotanya dengan masukan dari tim panel. (sip/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini