'Segel' Pulau G di Teluk Jakarta, ini Curhat Para Nelayan

'Segel' Pulau G di Teluk Jakarta, ini Curhat Para Nelayan

Bisma Alief - detikNews
Minggu, 17 Apr 2016 12:42 WIB
Foto: Bisma Alief/detikcom
Jakarta - Para nelayan 'menyegel' Pulau G hasil reklamasi Teluk Jakarta. Di pulau itu, para nelayan mencurahkan isi hatinya.

Pantauan detikcom, belasan lebih perahu nelayan menuju Pulau G di Teluk Jakarta pada Minggu (17/4/2016). Para nelayan beramai-ramai memenuhi Pulau G yang masih berupa urukan pasir. Di sana mereka melakukan "penyegelan" secara simbolis, meletakkan gembok karton bertuliskan "Disegel Nelayan".

(Bisma Alief/detikcom)


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka kemudian berorasi, menyanyikan lagu "Maju Tak Gentar", "Indonesia Raya" diakhiri oleh doa bersama agar reklamasi dihentikan.

"Kami menyatakan Pulau G disegel oleh nelayan dan rakyat. Kami hari ini, Kerukunan Masyarakat Muara Angke, kami harap Jokowi mendengar dan melihat ini. Mulai hari ini tidak ada lagi pekerjaan reklamasi!" teriak salah satu anggota Forum Kerukunan Masyarakat Nelayan, H Suari.

(Bisma Alief/detikcom)


"Kami berharap pada pemerintah supaya dapat memperhatikan masalah ini dan menindaklanjuti dengan mencabut izin. Dengan adanya Pulau G nelayan makin sengsara. Alat berat harus dikosongkan di 17 pulau. Akan lebih besar kalau aksi hari ini nggak ditanggapi," teriaknya.

Pihaknya beserta para nelayan, tidak mendukung reklamasi yang menurutnya tidak berizin itu. Suari juga menantang Ahok dalam orasinya.

"Ini kecerobohan Ahok dalam kewenangannya. Kita lihat berapa ribu ikan yang mati. Berani nggak Ahok ke laut sama saya? Jangan cuma berani di media, hadapi langsung nelayan. Nelayan tidak butuh pulau, nelayan butuh laut. Kalau dibilang kepentingan masyarakat, masyarakat mana? Ini kepentingan pengembang," gugat dia.

(Bisma Alief/detikcom)


Seorang nelayan, Hasni (31) mengaku setelah adanya reklamasi, tangkapan ikannya berkurang jauh.

"Biasa sehari 2 kuintal, sekarang 20-30 kg ikan kembung. Biasanya dapat Rp 4 uta, sekarang Rp 500 ribu. Banyak jaring ketabrak kapal tongkang. Posisi ikan berubah, udah nggak tetap. Kadang sehari ada sehari ngilang," keluhnya.

Nelayan lain, Aji, juga mengeluhkan hal serupa. Dia berharap pemerintah, terutama Presiden, mendengar jeritannya.

"Saya mau pemerintah peduli wong cilik. Di sini negara maritim. Hak nelayan jangan diganggu gugat. Nelayan sekarang juga pengangguran. Presiden dengar jeritan nelayan, stop reklamasi. Banyak nelayan sengsara akibat reklamasi," teriaknya.

Aksi ini didampingi oleh beberapa LSM seperti Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi), Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), LBH dan beberapa lainnya.

Sempat hampir terjadi kericuhan antara nelayan dan penjaga pulau reklamasi, namun massa berhasil ditenangkan kembali. Rencananya, para nelayan akan 'menyegel' 2 pulau, yakni Pulau G dan Pulau D. Namun, ternyata rencana ke Pulau D batal.

(nwk/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads