Kasatreskrim Polrestabes Surabaya AKBP Takdir Mattanete didampingi Kasat Sabhara AKBP Anton, Kasat Intelkam AKBP Pinora menegaskan bahwa enam pedagang tersebut sudah lepas karena mereka tidak terlibat tindak pidana.
"Mereka tidak melakukan perlawanan, mereka itu spontanitas karena mempertahankan usahanya, tapi mereka sudah kita interogasi," kata perwira yang biasa disapa Nette Boy ini kepada wartawan di Pasar Keputran, Sabtu (16/4/2016) dinihari.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tindak tegas jika mereka apabila melawan petugas, melanggar hukum, tidak akan kita biarkan. Polisi akan membackup penuh Pemkot Surabaya," katanya.
Polisi, kata dia, juga akan melakukan antisipasi dengan melakukan sweeping senjata tajam yang kemungkinan bisa untuk melakukan perlawanan.
"Tadi sudah kita sweeping, tapi nihil. Sajam ini juga kita pilah, bukan sajam yang dipakai mereka di pasar," katanya.
Sementara Kasatpol PP Kota Surabaya Irvan Widyanto yang memimpin penertiban mengakui bahwa keenam pedagang yang sempat diamankan sudah didata identitasnya.
"Sudah kita lepas, yang pasti kita catat identitasnya," katanya.
Hingga Pukul 02.00 Wib, suasana di Pasar Keputran dan sekitarnya sudah kondusif. Pedagang yang biasanya menjual di trotoar sudah tidak lagi terlihat. Pedagang sudah memasuki pasar dan sebagian di lapak-lapak yang disewa di sekitar Keputran.
Petugas gabungan dari Satpol PP, Polrestabes Surabaya dan Garnisun III melakukan penertiban pedagang agar tidak berjualan di trotoar dan jalan sehingga tidak mengganggu kepentingan umum.
Penertiban pada Jumat malam sempat diwarnai kericuhan karena pedagang menolak dihalau dari bahu jalan. 6 pedagang sempat diamankan. (ugik/dhn)











































