Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono mengatakan gempa terjadi pukul 22.03.47 WIB. Guncangan kuat tidak hanya terasa di Kumamoto, tapi juga di Misato, Uki, Hikawa dan Yatsuhiro.
Gempa bumi ini menurut laporan Badan Meteorologi Jepang (Japan Meteorological Agency) berkekuatan 6,4 SR, berpusat di koordinat 32,7 lintang utara dan 130,8 bujur timur, tepatnya 12 kilometer arah selatan Kumamoto dengan kedalaman hiposenter 10 km.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Daryono, berdasarkan kedalaman hiposenter yang hanya 10 kilometer dan mekanisme sumbernya, tampak bahwa gempa bumi darat di Kumamoto ini terjadi akibat adanya aktivitas sesar aktif. Ada dugaan kuat bahwa sesar aktif Futagawa (Futagawa fault) yang melintas dekat Kumamoto yang menjadi pemicunya.
Korban gempa Jepang (Reuters) |
Berdasarkan analisis mekanisme sumber menunjukkan, gempa bumi Kumamoto ini memang dipicu oleh mekanisme sesar mendatar. Ini sesuai dengan karakteristik sesar Futagawa yang memiliki karakteristik berupa sesar mendatar dengan pergerakan menganan (right-lateral strike-slip faults).
Hingga saat ini laporan sementara tim penyelamat menunjukkan bahwa dampak gempabumi telah menimbulkan korban meninggal sebanyak 9 orang, 15 orang luka berat dan 254 luka ringan. Gempabumi ini juga menyebabkan sebanyak 19 bangunan rumah rusak berat dan roboh serta puluhan lainya rusak sedang dan ringan.
"Adanya kerusakan sebagai dampak gempa bumi ini sesuai dengan informasi peta tingkat guncangan gempabumi (shake map) yang menunjukkan bahwa bahwa guncangan di pusat gempabumi mencapai skala intensitas VI-VII MMI. Intensitas sebesar ini dapat menimbulkan terjadinya kerusakan bangunan rumah," ungkapnya.
Dampak kerusakan akibat gempa bumi yang terjadi di Kumamoto dan sekitarnya juga sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah setempat. Zona gempa bumi Kumamoto ini memang merupakan kawasan rentan terjadinya perbesaran guncangan akibat lunaknya kondisi tanah setempat (local site effect). Inilah salah satu faktor penting yang dapat memperbesar tingkat kerusakan akibat gempa bumi.
Berdasarkan catatan sejarah gempabumi merusak di Jepang, kawasan Kumamoto memang sudah beberapa kali diguncang gempa bumi merusak. Gempa bumi Kumamoto yang terjadi pada 2011 M 6,4 menyebabkan 2 orang meninggal dan 45 orang luka-luka. Selanjutnya adalah gempa bumi Kumamoto M 6,3 pada 1889 yang menyebabkan 20 orang meninggal.
Bagaimana dengan Indonesia? Daryono memberikan pesan penting bahwa semua kota di Indonesia yang berada di dataran sedimen tersusun material aluvium yang lokasinya dekat sesar aktif. Potensi kerusakan akibat gempa bumi sangat besar.
"Contohnya adalah gempa bumi Bantul, Yogyakarta tahun 2006, magnitudo gempa relatif kecil hanya 6,4 SR tapi membunuh lebih dari 5000 orang," imbuhnya. (mad/nrl)












































Korban gempa Jepang (Reuters)