"Saya ini politisi, politisi itu sopir bus. Sopir bus kalau ditanya penumpangnya mau ke mana, ya mau aja. Kalau saya ditanya, eh Kang Yoto siap tidak jadi gubernur Jatim? Siap tidak jadi gubernur DKI? Jawaban pertama saya harus bilang siap," tutur Kang Yoto di sela menghadiri jumpa pers "Bojonegoro Pelopori Open Government di Indonesia" di Pisa Cafe, Jalan Mahakam 1, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Kamis, (14/4/2016).
Kang Yoto menyadari sebagai politisi, dirinya harus siap untuk ditempatkan di mana saja. Ia juga mengaku terbuka dengan masukan atau pun kritikan terhadap dirinya, termasuk ketika namanya disebut-sebut mampu menjadi pesaing Ahok dan cagub lainnya untuk maju di Pilgub DKI 2017.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kang Yotoย menjelaskan, iaย siap maju jika memenuhi 3 unsur.ย Warga Bojonegoro pun tidak mempermasalahkan jika Ia maju, mengingat masa jabatannya yang tinggal sebentar lagi.
"Kalau saya mengatakan siap tentu ada mekanismenya. Syaratnya ada tiga, satu ada yang memilih, kedua ada partai yang mengusung atau saya maju secara independen, ketiga kalau ada biaya. Ini bisa terjadi kalau silaturahmi, kalau saling cocok. Kalau laku saya siap kalau engga ya engga. Saya kan tinggal 1,5 tahun lagi di Bojonegoro, kalau 5 tahun lagi saya tidak akan ngomong seperti ini," ungkap Waketum PAN ini.
Meski sampai saat ini belum ada dukungan resmi dari partai politik atau keputusan bulat untuk maju secara independen, Kang Yoto akan membuka diri kepada siapa pun jika ada yang ingin mengusungnya. Namun di balik kesiapannya, Kang Yoto mengaku juga tetap menerima jika akhirnya tidak maju untuk Pilgub DKI satu tahun mendatang.
"Ini bukan percaya diri atau tidak. Tapi saya harus siap diperbincangkan dam dikritik, saya membuka diri untuk siapa pun. Silakan tinggal diputus bersama. Bahasa politik tidak jadi itu lebih siap, jadi pun siap," kata mantan rektor Universitas Muhammadiyah Gresik berusia 51 tahun ini.
(van/nrl)











































