Taman yang dibangun Pemerintah Kota Sabang pada tahun 2012 silam menyediakan layanan WiFi gratis yang dapat diakses siapa saja. Letaknya tak jauh dari kantor wali kota di Jalan Ponogoro. Pengunjung yang ingin menikmati fasilitas tersebut, cukup membawa perangkat seperti laptop atau smartphone saja. Meja, tempat duduk dan colokan untuk mengisi ulang (charge) baterai tersedia di sana.
![]() Foto: Agus Setyadi/detikcom |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk berinternet ria, pengunjung dapat duduk di belakang gedung. Ada juga sebagian memilih nongkrong di sekitar bangunan. Setiap hari, Taman Digital yang resmi digunakan sejak 2013 silam itu ramai dikunjungi warga.
"Sebelum kafe atau warung kopi di Sabang pakai WiFi, semua orang berkumpul di sana. Sekarang tinggal anak sekolah," kata Kabag Humas Pemerintah Kota Sabang, Abdullah saat dihubungi detikcom, Senin (11/4/2016).
Warga memilih pindah ke kafe atau warung kopi bukan tanpa alasan. Di sana, mereka dapat mengakses internet sambil menikmati makanan dan minuman favorit mereka. Tentunya harus merogoh kocek lagi. Sedangkan di Taman Digital yang dibangun Pemkot Sabang, hanya tersedia layanan internet.
Kecepatan internet yang disediakan pun tidak kalah dengan yang berbayar. detikcom pernah mengakses internet dengan menggunakan fasilitas tersebut beberapa waktu lalu. Hasilnya tidak mengecewakan.
"Sampai sekarang tidak ada masalah dengan internet gratis yang kami sediakan," jelas Abdullah.
Selain warga lokal, layanan WiFi gratis yang disedikan juga sering digunakan para turis dari luar negeri untuk mengakses internet. Meski demikian, Pemkot Sabang membatasi penggunaannya hingga pukul 00.00 WIB dinihari. Di atas jam tersebut, warga tidak diizinkan lagi berada di Taman Digital.
"Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Meski kita larang, tapi WiFi di sana tetap hidup 24 jam," ungkap Abdullah.
Kota Sabang hingga kini sudah 75 persen tersambung layanan internet dari Telkom. Tinggal beberapa desa lagi yang tidak ramai penduduk yang belum dapat memasang WiFi. Sedangkan Base Transceiver System (BTS) untuk pemancar sinyal handphone sudah merata dibangun di sana.
Untuk akses internet menggunakan data seluler atau melalui handphone, dapat dilakukan disemua tempat di Kota Sabang. Termasuk di tugu kilometer nol Indonesia. Setelah renovasi kawasan kilometer nol selesai, Pemkot Sabang juga berencana menambah berbagai fasilitas di sana seperti tiang telkom agar dapat memasang layanan WiFi.
"Sekarang di lokasi wisata di Sabang semua sudah menyediakan layanan internet," jelas Abdullah.
Sabang terpilih jadi kota lepas landas Ekspedisi Langit Nusantara (Elang Nusa) Telkomsel. Ini merupakan ekspedisi dari Sabang dan Merauke yang menempuh jalur sepanjang 8.500 km untuk menayangkan video streaming yang disiarkan lewat drone sebagai pembuktian kehandalan jaringan broadband operator yang identik dengan warna merah itu.
Dalam ekspedisi Elang Nusa ini dua buah drone berukuran besar dengan bentangan sayap hingga 2,4 m akan diterbangkan secara bersamaan, menempuh Jalur Barat (Elang Barat) dan Jalur Timur (Elang Timur) Indonesia sepanjang 8.500 km.
Selama program, kedua drone akan merekam video yang kemudian diunggah melalui jaringan terbaik Telkomsel ke www.telkomsel.com/elangnusa, sehingga masyarakat dapat mengikuti perjalanan secara lengkap, baik melalui live streaming maupun recorded.
Elang Barat akan memulai perjalanan dari Sabang dan akan menempuh beberapa kota di antaranya Medan, Palembang, Tasikmalaya, Yogyakarta dan Malang. Sementara Elang Timur, akan berangkat dari Merauke dan bergerak melewati Sorong, Ambon, Manado, Banjarmasin, Makassar, dan Labuan Bajo.
Di akhir perjalanan kedua drone akan bertemu dan mendarat di Denpasar. Selain menangkap berbagai keindahan dari alam Indonesia, dalam perjalanannya, Elang Barat dan Elang Timur juga akan menyapa masyarakat yang berada di kota-kota yang dilewati.
(erd/erd)












































