Waketum Golkar Ahmadi Noor Supit mengatakan bahwa angka Rp 20 miliar itu memang cukup besar. Bisa saja kader-kader Golkar yang mendukung salah satu caketum lalu ikut urunan, tetapi itu juga harus transparan.
"Selama dilakukan terbuka, tidak ada masalah. Tapi harus transparan. Dari mana sumber uangnya? Untuk apa peruntukannya," kata Supit dalam perbincangan, Rabu (13/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Memang relatif. Kalau tidak jelas hitung-hitungannya dan peruntukannya, memang angka Rp 20 miliar ini bisa dianggap sebagai angka luar biasa besar. Tapi kalau transparan dan jelas, tidak masalah," ungkap Ketua Komisi XI DPR ini.
Menurutnya, banyak kecurigaan yang bisa muncul akibat setoran Rp 20 miliar ini. Oleh sebab itu, transparansi sangat dibutuhkan.
"Kalau mau berpikiran negatif, banyak. Uang itu dari mana, buat siapa, buat apa, siapa tahu ada panitia yang ingin nakal dan mendukung seseorang, uang itu lantas digunakan atas nama panitia untuk mendukung orang yang ingin dia golkan. Kan bisa saja," ucap Supit.
"Kalau SC saja netral ya tidak apa-apa," tambahnya.
Sebelumnya, Wakil Ketua Panitia Penyelenggara Munas Yorrys Raweyai mengatakan memang ada wacana agar calon ketum Golkar menyetor sejumlah uang ke panitia. Bahkan wacana itu hampir diketok jadi keputusan. Yorrys mengatakan wacana itu adalah idenya.
"Jadi wacana itu memang saya yang cetuskan. Semangatnya adalah transparansi. Kita ingin membersihkan munas ini dari money politics. Jadi daripada mereka cawe-cawe ke kader daerah nggak jelas, lebih baik kita buka semua secara transparan," kata Yorrys saat dihubungi, Rabu (13/4/2016).
(imk/erd)











































