BNPT Sebut Kelompok Teroris Akan Jadikan Poso dan Bima Sebagai Basis Aman

BNPT Sebut Kelompok Teroris Akan Jadikan Poso dan Bima Sebagai Basis Aman

Indah Mutiara Kami - detikNews
Rabu, 13 Apr 2016 15:18 WIB
Kepala BNPT Komjen Tito rapat di DPR (Foto: Indah Mutiara Kami/detikcom)
Jakarta - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komisaris Jenderal Tito Karnavian menyebut kelompok teroris akan menjadikan daerah Poso di Sulawesi Tengah dan Bima di Nusa Tenggara Barat sebagai basis aman atau qoidah aminah. Salah satu alasannya adalah medan di Poso yang mendukung sebagai tempat untuk latihan militer dan gerilya.

Menurut Tito, kelebatan hutan di Poso adalah nomor 2 di Indonesia setelah Papua. "Medannya (Poso) ideal untuk perang gerilya. Poso adalah tempat yang ideal karena gunung-gunungnya saya kira nomor dua terlebat setelah Papua," kata Tito dalam raker dengan Komisi III di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/4/2016).

Atas dasar itulah kelompok Santoso dan jaringan teroris berencana menjadikan Poso sebagai qoidah aminah alias basis aman. "Poso ini akan dijadikan qoidah aminah oleh kelompok-kelompok jaringan teror," kata Tito.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Qoidah aminah adalah prinsip dalam strategi kelompok teroris untuk menjadikan sebuah tempat sebagai basis atau daerah aman bagi mereka. Tahap selanjutnya adalah mereka akan memperluas jaringan dan membentuk negara sendiri.

"Qoidah aminah adalah prinsip dalam strategi insurgensi kelompok-kelompok seperti ini yaitu tempat yang menjadi safe base, daerah aman dan kemudian tempat itu bisa menjadi cikal bakal untuk pembentukan daulah versi mereka sendiri," kata Tito.

Selain Poso, kelompok Santoso dan jaringan teroris di Indonesia juga akan menjadikan Bima di Nusa Tenggara Barat sebagai basis aman. Menyikapi hal tersebut saat ini BNPT tengah menyiapkan program deradikalisasi di Poso dan Bima.

Program deradikalisasi di Poso sudah dimulai. Sementara di Bima baru akan dilaksanakan dalam waktu dekat. "Bima ini digarap oleh kelompok-kelompok radikal, sehingga perlu dilakukan upaya khusus untuk menetralisir berkembangnya terorisme dan radikalisme pro kekerasan di Bima," jelas Tito.

(erd/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads