Dalam rapat dengan Komisi III di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2016), Kepala BNPT Komjen Tito Karnavian memaparkan bahwa kelompok Santoso mayoritas adalah hasil rekrutan narapidana. Begitu pula bom Thamrin yang perencanaannya dilakukan di Lapas Nusakambangan.
"Disarankan perlu ada treatment khusus ke narapidana teroris di dalam lapas. Atau maximum security prison, yang dibatasi berkomunikasi," kata Komjen Tito.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bisa di pulau terpencil yang sulit didatangi pengunjungnya," ujar mantan Kadensus 88 ini.
Ada dua opsi yang ditawarkan BNPT soal lapas khusus terorisme ini. Yang pertama adalah manajemen dan anggaran sepenuhnya ada di Ditjen Lapas Kemenkum HAM.
"Atau yang kedua, anggaran di BNPT dan manajemen bersama dengan Dirjen Lapas," papar Komjen Tito.
Saat rapat, Tito juga memaparkan program BNPT di ranah media sosial. Saat ini, radikalisme sudah mudah disebarkan lewat dunia maya.
"Perlu dibentuk tim cyber patrol dan tim teknis," ucap mantan Kapolda Metro Jaya ini. (imk/aws)