Kepala BNPT Usulkan Ada Pengamanan Maksimal di Penjara Khusus Teroris

Kepala BNPT Usulkan Ada Pengamanan Maksimal di Penjara Khusus Teroris

Indah Mutiara Kami - detikNews
Rabu, 13 Apr 2016 11:56 WIB
Foto: Indah Mutiara Kami/detikcom
Jakarta - Sebagian dari pelaku terorisme justru direkrut dan merencanakan aksinya dari lembaga permasyarakatan (lapas). Untuk menangkal hal itu, Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengusulkan ada lapas khusus teroris dengan pengamanan ekstra ketat.

Dalam rapat dengan Komisi III di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (13/2/2016), Kepala BNPT Komjen Tito Karnavian memaparkan bahwa kelompok Santoso mayoritas adalah hasil rekrutan narapidana. Begitu pula bom Thamrin yang perencanaannya dilakukan di Lapas Nusakambangan.

"Disarankan perlu ada treatment khusus ke narapidana teroris di dalam lapas. Atau maximum security prison, yang dibatasi berkomunikasi," kata Komjen Tito.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tito menuturkan bahwa bom Thamrin bisa direncanakan di Nusakambangan karena mudah dikunjungi. Pengunjung itu berdalih sebagai teman atau keluarga padahal justru merencanakan aksi teror. Oleh sebab itu, lapas khusus ini harus susah diakses.

"Bisa di pulau terpencil yang sulit didatangi pengunjungnya," ujar mantan Kadensus 88 ini.

Ada dua opsi yang ditawarkan BNPT soal lapas khusus terorisme ini. Yang pertama adalah manajemen dan anggaran sepenuhnya ada di Ditjen Lapas Kemenkum HAM.

"Atau yang kedua, anggaran di BNPT dan manajemen bersama dengan Dirjen Lapas," papar Komjen Tito.

Saat rapat, Tito juga memaparkan program BNPT di ranah media sosial. Saat ini, radikalisme sudah mudah disebarkan lewat dunia maya.

"Perlu dibentuk tim cyber patrol dan tim teknis," ucap mantan Kapolda Metro Jaya ini. (imk/aws)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads