Muhammadiyah Minta Komisi III DPR Evaluasi Kinerja BNPT dan Densus

Muhammadiyah Minta Komisi III DPR Evaluasi Kinerja BNPT dan Densus

Cininta Tiana Karima - detikNews
Selasa, 12 Apr 2016 14:44 WIB
Busyro Muqoddas (kedua dari kanan depan) di Komisi III DPR (Indah Mutiara Kami/detikcom)
Jakarta - Muhammadiyah dan Komnas HAM hari ini ke Komisi III DPR untuk menjabarkan kejanggalan kematian Siyono, warga Klaten yang tewas setelah ditangkap Densus 88. Muhammadiyah meminta Komisi III DPR mengevaluasi kinerja Badan Nasiontal Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Densus 88.

"Komisi III bisa melakukan langkah-langkah pengawasan di kasus ini. Bisa rapat dengar pendapat dengan Polri dan mengevaluasi kinerja BNPT dan Densus," kata Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (12/4/2016).

Muhammadiyah dan Komnas HAM memang sudah melakukan investigasi kematian Siyono, bahkan sudah melakukan autopsi terhadap jenazah. Hasil autopsi yang menemukan adanya kekerasan terhadap Siyono, menurut Busyro, harus bisa digunakan Polri untuk melakukan evaluasi internal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Hasil autopsi menyimpulkan jenazah sebelumnya belum pernah diautopsi. Hasilnya akuntabel. Kalau hasilnya tidak digunakan, akan menimbulkan pertanyaan publik soal transparansi di kepolisian," ujar mantan Ketua KPK ini.

Busyro juga bicara soal uang Rp 100 juta yang diberikan Densus ke istri Siyono. Muhammadiyah yang menerima uang itu dari istri Siyono masih akan melihat perkembangan soal uang itu.

"Uangnya masih dipertimbangkan mau diarahkan ke mana," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, Siyono tewas usai ditangkap Densus 88 atas dugaan terorisme. Sang istri, Suratmi, pun mencari keadilan dan dibantu oleh Muhammadiyah atas alasan kemanusiaan. Siyono bukan anggota Muhammadiyah.

Hingga akhirnya Tim Dokter Muhammadiyah melakukan autopsi pada jasad Siyono, yang selama ini memang tak pernah diautopsi. Hasilnya seperti diumumkan di Kantor Komnas HAM, Senin (11/4) bahwa ada luka akibat kekerasan di tubuh Siyono.

"Kematian Siyono ini adalah akibat dari benda tumpul yang ada di bagian rongga dada. Ada patah tulang di iga kiri sebanyak lima ke dalam, luka patah sebelah kanan, satu luka keluar," papar Komisioner Komnas HAM Siane Indriani dalam jumpa pers, Senin (11/4) kemarin.

(tor/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads