"Saat awal Β menjabat saya sangat sadar, bahwa kepercayaan publik itu pertumpu pada saya secara personal. Karena itu menjadi tanggungjawab saya mentransformasikan kepercayaan publik dari personal ke institusional. Saya akan merasa gagal jika sampai akhir saya menjabat publik Bojonegoro tidak percaya pada aparatur Pemkab," kata Kang Yoto dalam perbincangan dengan wartawan, Selasa (12/4/2016).
Kang Yoto kemudian menjabarkan satu per satu resep khususnya itu. Pertama ia memberikan pengampunan politik kepada semua staf yang saat Pilkada tidak mendukungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berikutnya, yang keempat Kang Yoto menegaskan bahwa semua aparatur harus hadir, nyabung dan terbuka kepada rakyat. Hal inilah yang kita implementasikan dalam dialog Jumat, kegiatan anjangsana, musrenbang, SMS pengaduan, layanan asprirasi dan pengaduan online, transpransi pengelolaan dan aset dan anggaran, open data, implementasi e-gov dalam perencanaan, pengelolaan dan pelaporan.
Kelima adalah komitmen untuk mewujudkan budaya good and clean governance termasuk di dalamnya budaya inovasi dan belajar. "Keenam meritokratisme dalam promosi dan mutasi. Selain menggunakan pihak ketiga dalam rekrutmen, mutasi dan promosi, kami juga melakukan mekanisme peer evaluation. Sehingga staf terdorong untuk berkinerja baik dimata rakyat, sesama kolega dan atasannya," kata Kang Yoto.
"Terakhir, penerbitan berbagai peraturan yang dapat memperkuat proses good clean and innovative government. Seperti perbup soal manajemen inovasi berbasis aspirasi dan aduan publik, perbup Penyusunan KAK ( kerangka acuan kerja untuk perencanaan dan pelaksanaan) yang pendekayannya kollaboratif, sinergis dan problem solving," pungkasnya.
Menjelang Pilgub DKI tahun 2017, banyak pihak mendorong kepala daerah yang berhasil membangun daerah untuk maju. Bahkan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berharap kepala daerah yang sukses ikut meramaikan Pilgub DKI supaya warga Ibu Kota punya banyak pilihan calon kepala daerah.
Ada beberapa kepala daerah yang dinilai berhasil memimpin daerahnya antara lain Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo,Β Bupati Bojonegoro Suyoto, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Wali Kota Pangkal Pinang Irwansyah, dan Wali Kota Malang Moh Anton. Memang tak semuanya menyatakan siap maju Pilgub DKI, namun prestasi mereka memimpin daerah menjadi nilai plus jika mereka maju ke jenjang lebih tinggi. Siapa bakal jadi cagub DKI terbaik? (van/trw)











































