Dalam kepemimpinan Risma periode sebelumnya sudah merampingkan jumlah kelurahan se-Surabaya yang sebelumnya berjumlah 163, menjadi 154 kelurahan. Jumlah kepala seksi di kelurahan yang sebelumnya berjumlah 4 menjadi 3 orang.
Menurut Risma sapaan akrab Wali Kota Surabaya, anggaran yang dihemat akan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan bagi warga Surabaya. "Dari 154 kelurahan, pertama kurangi belanja pegawai sehingga banyak uang kita turunkan ke masyarakat," katanya pada detikcom sebelum keberangkatannya memenuhi undangan di Jakarta, Selasa (12/4/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Walikota perempuan pertama dalam sejarah Pemerintahan Kota Surabaya ini mencontohkan, dalam setahun sekitar 800 hingga 1.000 pegawai Pemkot berkurang karena pensiun. Sedangkan yang masuk hanya 250 orang.
"Artinya minus, maka harus kita tutupi. Kalau pakai orang costnya akan tinggi dan kita ganti dengan menggunakan teknologi," tegas Risma.
Bahkan lanjut Risma kembali melakukan penghematan dengan menggabungkan kantor kecamatan dengan satu kelurahan. Sebagai uji coba, kecamatan rungkut akan digabung dengan satu kelurahan yang ada di wilayah rungkut.
"Dengan begini kan saya kan tinggal bayar internetnya satu tidak harus dua kantor. Belum listriknya kan bisa hemat," ujar Risma.
Selain itu, beberapa dinas sudah dijadikan dalam satu gedung dan diakui Risma sangat menghemat anggaran. Sayangnya, mantan Kepala Bappeko dan DKP Surabaya ini belum tahu persis berapa jumlah penghematan dengan menempatkan beberapa dinas dalam satu gedung.
Dinas yang dimaksud yakni, Dinas Pariwisata dan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil yang ditempatkan di Gedung Siola. "Dinas-dinas saya masukkan ke siola. Saya hitung ternyata lebih hemat," ungkap dia.
Upaya hemat ini, dikatakan Risma, juga ditopang oleh sistem e-procurement Pemkot Surabaya. Proses elektronik ini meliputi e-Budgeting, e-Project, e-Delivery, e-Controlling dan e-Performance yang terkontrol secara online. "Sistem ini terkonek seluruhnya secara online," pungkas Risma.
Menjelang Pilgub DKI tahun 2017, banyak pihak mendorong kepala daerah yang berhasil membangun daerah untuk maju. Bahkan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berharap kepala daerah yang sukses ikut meramaikan Pilgub DKI supaya warga Ibu Kota punya banyak pilihan calon kepala daerah.
Ada beberapa kepala daerah yang dinilai berhasil memimpin daerahnya antara lain Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo, Bupati Bojonegoro Suyoto, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Wali Kota Pangkalpinang M Irwansyah, dan Wali Kota Malang Moch Anton. Siapakah di antara mereka akan jadi cagub DKI terbaik? (ze/trw)











































