"Ya (dokter Polda Jateng) menerima, nggak ada yang berbeda," ucap ketua tim forensik dari Muhammadiyah untuk kasus Siyono, dokter Gatot kepada detikcom, Selasa (12/4/2016).
Menurutnya, dokter forensik dari Polda Jateng itu mengenakan seragam Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) saat mengautopsi jenazah Siyono. Seragam yang juga dikenakan oleh dokter forensik dari Muhammadiyah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keikutsertaan dokter forensik dari Polda Jateng itu, ternyata atas peran ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum Busyro Muqoddas. Saat akan autopsi, Busyro meminta Polri mengirimkan ahli forensik.
"Pagi-pagi kami komunikasi dengan Pak Kapolri Jenderal Badrodin Haiti, kami sampaikan kami sekarang dalam proses autopsi dari tim dokter forensik kami (Muhammadiyah -red). Kami dari PP Muhammadiyah akan senang jika Kapolri tugaskan dokter forensik dari kalangan kepolisian," ucap Busyro Senin (11/4) kemarin.
"Direspons cepat. Ternyata tim forensik dari kami 9 orang sudah berjumlah 10 orang, 1 dari forensik Polda Jateng. Artinya tugas melakukan autopsi tidak sepihak, karena ada unsur Polri. Jadi cukup fair," imbuh mantan pimpinan KPK itu.
Autopsi itu dilakukan atas permintaan isteri Siyono, Suratmi kepada Muhammadiyah danย Komnas HAM untuk mengungkap penyebab kematian Siyono usai ditangkap Densus 88. Pukul 13.00 WIB siang ini, Komnas HAM, Muhammadiyah dan KontraS akan laporkan temuan itu ke komisi III DPR. (bal/aan)











































