Temui JK, Menkes Laporkan Pemantauan Gizi Anak dan Penanganannya

Temui JK, Menkes Laporkan Pemantauan Gizi Anak dan Penanganannya

Ferdinan - detikNews
Senin, 11 Apr 2016 16:56 WIB
Foto: Menkes Nila Moeloek usai bertemu Wapres JK (Ferdinan/detikcom)
Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Moeloek menghadap Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Menkes memberikan paparan mengenai kasus kurang gizi anak dan penanganannya.

"Jadi saya juga laporkan sebenarnya juga ada angka baru dari penelitian kami Kemenkes angkanya (kurang gizi) 29 persen. Tetapi ternyata alhamdulillah UNICEF mengatakan juga 29,6 jadi enggak terlalu beda jauh. Jadi memang stunting (kurang gizi) sudah turun, tapi memang tetap ini masih di bawah 30 (persen ya). Sebaiknya lebih turun lagi. Jadi artinya saya melaporkan upayanya sudah ada," kata Nila Moeloek di Kantor Wapres Jl Medan Merdeka Utara, Jakpus, Senin (11/4/2016).

JK menurut Nila ingin mengonfirmasi persoalan stunting --kurang gizi yang dikarenakan asupan gizi kurang dalam waktu cukup lama--di Indonesia yang disebut World Bank cukup mengkhawatirkan. JK mendapat informasi tersebut saat bertemu pihak World BankΒ  dalam kunjungan ke AS beberapa waktu lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Bapak di sana rupanya bicara dengan World Bank dan mengatakan mereka khawatir melihat angka stunting. Artinya tinggi badan anak Indonesia itu tidak sesuai. Mereka masih mengucapkan 38 persen,"sambung Nila.

Dalam pertemuan, JK menurut Nila menekankan pentingnya peran Kemenkes untuk meningkatkan gizi anak. "Beliau tetap mengatakan nutrisi ini kan penting sekali. Setuju saya," ujar dia.

Terkait kondisi ini, Kemenkes dipastikan Nila terus berupaya meningkatkan gizi anak. Puskesmas menurut Nila memegang peranan penting untuk mencapai hal itu selain dukungan dari pihak lainnya.

"Jadi di Puskesmas itu kan betul bisa mengedukasi, membantu memberikan makanan tambahan kepada ibu hamil, kepada anak-anak karena di antara puskesmas dan keluarga itu ada posbindu, jaga hipertensi, jaga gula darah dan sebagainya. Kami menginginkan tetap melakukan penguatan layanan kesehartan primer," katanya.

Diberitakan sebelumnya, persentase balita dengan gizi buruk dan sangat pendek mengalami penurunan berdasarkan Pemantauan Status Gizi (PSG) 2015. PSG dilakukan di 496 kabupaten/kotamadya dengan melibatkan 165 ribu balita sebagai sampelnya.

Berdasarkan indeksi berat badan terhadap usia (BB/U), PSG 2015 menyebut 3,8 persen balita mengalami gizi buruk. Angka ini turun dari tahun sebelumnya, yakni 4,7 persen.

Sedangkan berdasarkan indeks tinggi badan terhadap usia (TB/U), balita 'sangat pendek' berkurang dari 10,9 persen di tahun 2014 menjadi 10,1 persen tahun ini. Balita dengan status pendek pada 2015 tercatat 18,9 persen, meningkat tipis dari sebelumnya 18 persen. (fdn/hri)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads