Komnas HAM dan Muhammadiyah Pertanyakan Kinerja Densus 88: Ini Persoalan Serius

Komnas HAM dan Muhammadiyah Pertanyakan Kinerja Densus 88: Ini Persoalan Serius

M Iqbal - detikNews
Senin, 11 Apr 2016 16:47 WIB
Komnas HAM dan Muhammadiyah Pertanyakan Kinerja Densus 88: Ini Persoalan Serius
Foto: Muhammad Iqbal/detikcom
Jakarta - Kasus kematian Siyono yang tewas usai ditangkap Densus 88 ternyata bukanlah kasus pertama. Komnas HAM menyebut ada 120 warga Indonesia lain sebelum Siyono yang juga tewas dalam status masih terduga teroris.

"Ada 121 orang yang meninggal dalam proses penangkapan atau penyergapan termasuk di Poso oleh Densus sejak 2003 sampai sekarang," ucap komisioner Komnas HAM Siane Indriani usai jumpa pers di kantornya, Jl Latuharhari, Jakarta, Senin (11/4/2016).

Pada kasus Siyono, Komnas HAM berkoordinasi dengan PP Muhammadiyah melakukan autopsi atas permintaan keluarga setelah 21 hari sejak Siyono dikembalikan meninggal oleh Densus 88 kepada keluarga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hasil autopsi oleh 9 dokter Muhammadiyah dan satu dokter Polda Jateng, membuktikan ada banyak luka akibat kekerasan di jasad Siyono. Namun yang menjadi penyebab utama kematian adalah luka di bagian dada dengan sejumlah patah tulang dan mengenai jantung.

Baca juga: Siyono Meninggal Akibat Kekerasan, Ini Hasil Autopsi Lengkapnya

"Dari seluruh rangkaian autopsi tidak ditemukan adanya perlawanan dari luka-luka yang diteliti. Tidak ada perlawanan dari Siyono. Tidak ada luka defensif. Itu kesimpulannya," kata Siane.

Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum Busyro Muqoddas mempertanyakan kinerja Densus atas wafatnya 121 orang yang dicap sebagai terduga teroris itu. Mereka termasuk Siyono belum terbukti di pengadilan sebagai teroris.

"Proses pemberantasan terorisme itu sudah berjalan 17 tahun, mengapa tidak henti-hentinya (menimbulkan korban). Ini persoalan serius," kritk Busyro yang juga mantan pimpinan KPK itu. (bal/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads