"Sebetulnya Ahok dengan pak Sunny itu kami belum, kita enggak terlalu kenal dengan pak Sunny. Pertemuan kami dengan pak Sunny secara organisasi itu tanggal 6 Maret kemarin ketika Teman Ahok menyambangi pak Ahok ketika menanyakan soal wakil," ujar Amalia kepada wartawan di kantor sekretariat Teman Ahok, Graha Pejaten, Jl Pejaten Raya, Jakarta Selatan, Senin (11/4/2016).
Dia menjelaskan bahwa saat itu Sunny dikenalkan sebagai mahasiswa S3 riset untuk kepemimpinan Ahok. Amalia juga mengatakan bahwa tak ada koordinasi intens antara Teman Ahok dan Sunny.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Amalia juga menjelaskan isu mengenai kaitan Sunny sebagai penggalang dana untuk kampanye Ahok. Dia menegaskan bahwa Teman Ahok memiliki kebijakan ketat terkait penggalangan dana.
"Salah satunya penggalangan dana dari uang cash yang kami lakukan dengan penjualan merchandise jadi jatuhnya beli putus. Kalaupun kami nanti harus mempertanggungjawabkan pendanaan Teman Ahok, jatuhnya lebih kepada pertanggungjawaban profit, bukan sumbangan," kata wanita berkerudung tersebut.
"Kalau untuk sumbangan barang, sejauh ini kami menerima barangnya saja jadi kita enggak ada transaksi selain merchandise. Satu-satunya sumbangan dalam bentuk uang itu juga Rp 500 juta, yang sudah kita upload jauh hari waktu running Teman Ahok, itu dikoordinir oleh senior kami Jakarta Baru. Dan Rp 500 juta itu sifatnya dikumpulkan, ada beberapa orang yang bantu mengumpulkan. Menurut saya wajar ada yang bantu, enggak mungkin senior hanya bantu doa," sambungnya.
Amalia mengatakan, dana Rp 500 juta tersebut dipakai untuk persiapan sekretariat, pencetakan formulir dan membuat merchandise. "Temen Ahok juga diajarkan untuk men-generate donasi dalam bentuk mechandise. Kita belajar kreatif kelola dana itu agar berkembang lebih banyak," tutupnya. (rni/mad)











































