Padahal jika disejajarkan, mobil sederhana milik Bupati yang dipakainya, hampir setara dengan mobil dinas milik eselon III. Sebelum menggunakan Avanza, sejak 2011 Anas juga ajeg mengendarai mobil dinas Toyota Innova sebagai kendaraan operasional. Menjadi pemimpin daerah untuk kedua kalinya tak serta merta membuat Anas berganti-ganti kendaraan dinas berpelat merah.
Apa yang membuat sang bupati memutuskan tetap setia menggunakan mobil 'sederhana' itu?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tunggangan sederhana berpelat merah P 1 VP itu harganya tak lebih dari Rp 200 juta. Selalu dikendarai Anas ketika harus blusukan perkampungan di wilayah Kabupaten Banyuwangi.
![]() |
Bagi Anas, kendaraan dinas yang sekarang didapat sudah lebih dari cukup. Ia mengaku selama menumpang merasa nyaman dan tidak ada rasa canggung apalagi malu.
"Mobil dinas bukan buat gaya-gayaan, apalagi cukuplah mobil ini (Avanza) untuk aktivitas," imbuh lulusan Harvard Kennedy School of Government ini.
Selain penghematan pengeluaran bahan bakar, belanja modal yang tidak perlu seperti pembaruan mobil dinas bisa ditekan. Anas juga secara langsung memberi contoh pada semua bawahannya agar melakukan penghematan anggaran untuk mempercepat pembangunan dan tidak bersifat konsumtif.
Sesuai anjuran Presiden Jokowi, Anas mempertegas belanja modal di daerah yang tidak perlu sebaiknya dipangkas dan lebih mementingkan belanja untuk pembangunan dan perputaran ekonomi di daerah.
"Karena tren sekarang banyak yang jaga gengsi dengan menukar mobilnya yang lebih baru dan mahal. Nah ini uang APBD, mobil dinas bukan buat mentereng-menterengan. Lebih baik anggarannya dipakai untuk biaya pendidikan atau kesehatan rakyat," tutupnya.
Menjelang Pilgub DKI tahun 2017, banyak pihak mendorong kepala daerah yang berhasil membangun daerah untuk maju. Bahkan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berharap kepala daerah yang sukses ikut meramaikan Pilgub DKI supaya warga Ibu Kota punya banyak pilihan calon kepala daerah.
Ada beberapa kepala daerah yang dinilai berhasil memimpin daerahnya antara lain Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo, Bupati Bojonegoro Suyoto, Bupati Bantaeng Nurdin Abdullah, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, Wali Kota Pangkalpinang M Irwansyah, dan Wali Kota Malang Moch Anton. Siapakah di antara mereka akan jadi cagub DKI terbaik?
(fat/trw)