Komnas HAM: Dari Hasil Autopsi, Siyono Tak Lakukan Perlawanan

Komnas HAM: Dari Hasil Autopsi, Siyono Tak Lakukan Perlawanan

M Iqbal - detikNews
Senin, 11 Apr 2016 13:41 WIB
Foto: Muhammad Iqbal/detikcom
Jakarta - Markas Besar Polri merilis bahwa Siyono meninggal di dalam mobil akibat melakukan perlawanan terhadap Densus 88 yang menangkapnya. Namun, Komnas HAM memastikan berdasarkan hasil autopsi Siyono diduga tidak melawan.

"Dari seluruh rangkaian hasil autopsi tidak ditemukan adanya perlawanan dari luka-luka yang diteliti. Tidak ada perlawanan dari Siyono. Tidak ada luka-luka defensif, itu kesimpulannya," kata komisioner Komnas HAM Siane Indriani dalam jjumpa pers di kantornya Jl Latuharhari, Jakpus, Senin (11/4/2016).

Hadir dalam jumpa pers itu ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum Busyro Muqoddas, Komisioner Komnas HAM Haffid Abbas, ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar, Haris Azhar (Kontras), Ray Rangkuti (Lima) dan lainnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Siane mencontohkan luka perlawanan dimaksud, misal jika Siyono melakukan perlawanan, maka tentu ada luka semacam tangkisan di tangan atau bagian tubuh lain. Tapi tidak didapati perlawanan tersebut.
PP Muhammadiyah menyerahkan hasil autopsi kepada Komnas HAM (Foto: M Iqbal/detikcom)


Kematian Siyono dari hasil autopsi diketahui akibat sejumlah luka pada bagian dada yang mengenai jantungnya. Luka lainnya ditemukan, namun bukan penyebab utama kematian. Siane lalu mengungkap dugaan posisi Siyono saat mendapat kekerasan itu.

"Pada bagian tubuh belakang ada indikasi terjadi memar. Jadi ada analisis sementara bahwa (kekerasan) dilakukan dengan menyandar," terang Siane.

"Ada kerusakan jaringan di belakang (tubuh). Apakah (posisi) tidur atau menyandar di tembok, tapi (ada luka) di punggung. Jadi dilakukan dengan posisis itu," imbuhnya.

Siane menegaskan hasil autopsi itu bersifat rahasia untuk hal tertentu, namun dalam kasus Siyono disepakati bahwa kasus ini harus diketahui oleh publik lantaran sejumlah kejanggalan.

"Komnas HAM catat beberapa kejanggalan maka kami minta hasil ini akan kita buka atas izin dari keluarga, sudah sudah telepon keluarga diizinkan," ujarnya.

Sementara itu ketua tim dokter forensik dokter Gatot enggan menyampaikan langsung hasil forensiknya, termasuk analisa tidak ada perlawanan dari Siyono. Gatot terikat dengan profesinya dan hanya menyerahkan berkas itu kepada Muhammadiyah lalu Komnas HAM.

Autopsi itu dilakukan pada 3 April oleh 9 dokter Muhammadiyah dan satu dokter Polda Jawa Tengah di lokasi Siyono di makamkan di Klaten. Autopsi atas permintaan Suratmi, istri Siyono yang melihat kejanggalan penyebab suaminya meninggal usai ditangkap Densus 88. (bal/aan)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads