Mulai dari dicemooh hingga dipandang sebelah mata, ia terima dengan lapang dada. Celaan dan pandangan sinis tidak menyurutkan niatnya untuk terus produktif.
Agus membuka usaha reparasi perkakas elektronik di ruko pinggir jalan tak jauh dari Stasiun Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Berbagai barang 'diobati' dengan satu tangan dinginnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sejumlah pelanggan pun terus berdatangan untuk menservis elektronik kepadanya. Selain harganya murah, tidak butuh waktu lama untuk Agus memperbaiki barang-barang tersebut.
Namun hal itu tidak serta merta menjadikan usahanya mulus. Masih ada saja mereka yang meragukan kemampuan Agus karena keterbatasan fisik yang dialaminya.
"Ada yang sudah ke tempat saya, cuma lihat saya begini (tuna daksa) mereka malah enggak jadi servis dan milih ke tempat lain. Tapi ternyata gagal, terus balik lagi ke tempat saya. Pas saya tanganin, Alhamdulillah benar dalam waktu 30 menit," kisah Agus saat berbincang dengan detikcom di tempat servisnya, Minggu (10/4/2016).
"Habis itu dia langsung bayar dengan melebihkan uangnya dan minta maaf ke saya karena sudah sempat enggak yakin dan meragukan saya," imbuhnya.
![]() |
Pengalaman lain yang tidak mengenakkan lainnya adalah dia pernah ditipu oleh beberapa pelanggan yang mengaku tidak memiliki uang setelah menservis barang. Belakangan, setiap kali Agus coba menghubungi mereka namun tidak pernah ditanggapi.
"Yang enggak bayar juga banyak. Jadi kalau saya kan daripada diributin, kalau mau bawa ya bawa saja dulu barangnya kalau enggak ada duit. Ternyata sampai sekarang enggak dibayar, saya sudah coba kontak tapi enggak direspons," kata Agus sambil geleng-geleng kepala.
Meski demikian, pria kelahiran Jakarta ini enggan mempermasalahkan. Sebab Agus yakin, rezeki dari Tuhan tidak hanya berasal dari satu pintu. Sehingga dia memilih untuk legowo ketimbang makan hati.
"Mau enggak mau diikhlasin saja. Kan kata orang bijak, rezeki kita bukan dati satu pintu doang," terang Agus.
Di balik pengalaman yang tidak mengenakkan itu, ada satu hal yang terus diingatnya. Kala itu, ada seorang pelanggan datang kepadanya untuk minta diperbaiki televisinya yang rusak. Setelah sudah benar, alih-alih dia membawa pulang televisi tersebut tetapi malah memberikannya secara cuma-cuma kepada Agus.
"Ada orang dari Bekasi servis TV-nya ke saya. Dia datang ke tempat saya sini dan nungguin sampai TV itu selesai. Tapi pas sudah benar, enggak diambil TV-nya malah dikasih ke saya sama uang Rp 200 ribu juga. Ternyata, dia cuma ingin lihat saya mengerjakannya saja dan enggak ngomong apa-apa tapi meluk saya," ucapnya sambil tersenyum. (aws/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini